Kehadiran 18 pangeran yang mewakili klan yang berbeda di sisi ibu mungkin bisa menyebabkan perebutan takhta di masa depan. Namun, sebagai penganut konfusionisme, Raja Sejong mengikuti protokol. Putra sulungnya yang sakit-sakitan, Munjong, ditunjuk sebagai putra mahkota.
Prestasi Sejong dalam sains, sastra, dan kebijakan
Raja Sejong menyukai sains dan teknologi. Ia mendukung sejumlah penemuan atau penyempurnaan teknologi sebelumnya.
Misalnya, dia mendorong pengembangan mesin cetak pada tahun 1234 serta pengembangan kertas serat murbei yang lebih kokoh. Langkah-langkah ini menghasilkan buku-buku berkualitas lebih baik tersedia lebih luas di kalangan orang Korea.
Perangkat ilmiah lain yang disponsori oleh Raja Sejong termasuk pengukur hujan pertama, jam matahari, jam air yang sangat akurat, dan peta bintang dan bola langit.
Raja Sejong juga menaruh minat pada musik serta merancang sistem notasi yang elegan untuk mewakili musik Korea dan Tiongkok. Di bidang musik, Sejong juga mendorong pembuatan instrumen untuk meningkatkan desain berbagai alat musik.
Pada tahun 1420, Raja Sejong mendirikan sebuah akademi yang terdiri dari 20 cendekiawan Konfusiaoisme terkemuka. Para cendekiawan itu ditunjuk menjadi penasihatnya, dikenal sebagai Hall of Worthies. Para cendekiawan mempelajari hukum dan ritus kuno Tiongkok dan dinasti Korea sebelumnya. Mereka juga menyusun teks sejarah dan memberi kuliah kepada raja dan putra mahkota tentang ajaran klasik Konfusionisme.
Selain itu, Sejong memerintahkan seorang sarjana cakap untuk menyisir kekaisaran. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan pemuda berbakat intelektual untuk mundur selama satu tahun dari pekerjaan mereka.
Tentu saja mereka diberi sejumlah uang saku. Para cendekiawan muda dikirim ke sebuah kuil di gunung. Di sana mereka membaca buku-buku tentang beragam mata pelajaran yang mencakup astronomi, kedokteran, geografi, sejarah, seni perang, dan agama.
Untuk membantu rakyat jelata, Sejong menghasilkan surplus biji-bijian sekitar 5 juta gantang beras. Pada saat kekeringan atau banjir, biji-bijian ini tersedia untuk memberi makan dan mendukung keluarga petani miskin. Alhasil, bencana kelaparan pun bisa dihindari.
Menciptakan Hangul, aksara Korea
Raja Sejong paling dikenang karena penciptaan Hangul, alfabet Korea. Pada 1443, Sejong dan delapan penasihatnya mengembangkan sistem abjad untuk mewakili bunyi bahasa Korea dan struktur kalimat secara akurat. Hasilnya adalah sistem sederhana yang terdiri dari 14 konsonan dan 10 vokal. Konsonan dan vokal itu dapat diatur dalam kelompok untuk menghasilkan semua bunyi dalam bahasa Korea lisan.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR