Baca Juga: Status Sosial Bekel dalam Masyarakat Desa Zaman Hindia Belanda
Baca Juga: Munculnya Musik Tarling di Tanah Pantura Sejak Era Hindia Belanda
Baca Juga: Propaganda Mudik Lebaran Oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda
"Achmad ingin agar bupati tidak saja sekadar 'pemimpin rakyat' tetapi juga 'pemimpin kaum muda' yang bersinergi dengan gerakan kebangsaan lainnya," tambahnya lagi.
Achmad dianggap pertama kali mendukung perubahan di tanah Banten yang beranjak modern. Gerakan Sarekat Islam masuk di Banten, lalu diberi ruang yang cukup berarti oleh Achmad, walau Achmad tidak aktif dalam organisasi pergerakan itu.
Hal ini sungguh berbeda dengan daerah lain, dimana para pejabat pribumi biasanya takut dengan perubahan yang akan dibawa oleh SI ke daerah mereka. Achmad memuluskan itu semua demi bangsanya.
Ia memanfaatkan kedudukan dan kuasanya sebagai penguasa pribumi, untuk mampu menggelorakan semangat kebangsaan. Meskipun demikian, sejak 1930-an, ia mulai sakit-sakitan.
Alhasil, Achmad mengajukan pensiun dari pemerintahan karena sakit dan menanggalkan kekuasaannya sebagai seorang bupati Batavia dan Volksraad. Ahmad Djajadiningrat dinyatakan wafat pada usia 66 tahun tanggal 25 Desember 1943.
Source | : | jurnal Patanjala |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR