Nationalgeographic.co.id - Seorang wanita di Norwegia menemukan 32 batang besi identik berusia 1.000 tahun yang mungkin digunakan bangsa Viking sebagai bentuk mata uang. Wanita tersebut menemukannya di Ruang Bawah Tanah (rubanah) keluarganya setelah ayahnya menyimpan selama empat puluh tahun.
Tumpukan langka besi berusia 1.000 tahun, yang disimpan selama 40 tahun di ruang bawah tanah oleh sebuah keluarga di Norwegia itu kini mendadak viral, setelah wanita tersebut menemukan timbunan itu saat melakukan pembersihan musim semi.
Timbunan itu terdiri dari 32 batang besi yang terlihat seperti spatula kecil dan berasal dari Zaman Viking antara tahun 793 hingga 1066 M atau Abad Pertengahan antara tahun 1066 hingga 1350.
Batang-batang itu identik dan masing-masing beratnya sekitar 1,8 ons atau sekitar 50 gram, mendorong para arkeolog untuk berpikir bahwa batang-batang itu mungkin telah digunakan sebagai bentuk mata uang kuno.
Menurut mereka, seseorang mungkin menguburnya dengan maksud untuk kembali lagi nanti. Namun, entah karena suatu masalah, orang tersebut tidak pernah kembali.
"Kami menyebutnya penemuan koleksi karena jelas seseorang telah (menguburnya) untuk menyembunyikannya," kata Kjetil Loftsgarden, arkeolog dan profesor di University of Oslo dan Museum Sejarah Budaya di Oslo, kepada NRK News.
Setiap ingot ditusuk dengan lubang di salah satu ujungnya, yang menunjukkan bahwa ingot tersebut bisa saja diikat menjadi satu, tambah para ahli.
Sementara batang besi serupa sudah ada di koleksi museum, penemuan ini jarang terjadi karena proyek konstruksi sering menghancurkan atau merusak harta karun yang terkubur, kata Loftsgarden.
Dalam kasus ini, Grete Margot Sørum, yang menemukan harta karun saat membersihkan ruang bawah tanah orangtuanya di Valdres, Norwegia tengah, mengatakan kepada NRK News bahwa dia ingat ayahnya menemukan simpanan itu ketika dia menggali sumur di dekat rumah pada 1980-an.
"Tapi kemudian dia menyimpannya di sudut (ruangan)," kata Sørum.
Terakhir kali seseorang menemukan timbunan batangan besi di Valdres adalah 100 tahun yang lalu, menurut NRK News.
Dari akhir Zaman Viking hingga Abad Pertengahan, petani mandiri di wilayah Norwegia selatan memproduksi besi dalam skala besar, menurut sebuah studi oleh Loftsgarden, yang diterbitkan di Fornvännen, Journal of Swedish Antiquarian Research.
Makalah tersebut diterbitkan dengan judul "The prime movers of iron production in the Norwegian Viking and Middle Ages" yang bisa didapatkan secara daring.
Dijelaskan, bahwa wilayah itu sangat produktif sehingga ada surplus besi, yang dijual para pedagang kepada elite di wilayah pesisir Norwegia yang lebih padat penduduknya.
Ribuan lokasi produksi besi yang tersebar di pegunungan dan lembah di Norwegia merupakan bukti adanya surplus produksi besar-besaran dari paruh kedua Zaman Viking sepanjang Abad Pertengahan Tinggi.
Sumber arkeologi dan sejarah menunjukkan bahwa produksi ini dilakukan oleh peternakan tunggal.
Namun, jumlah batang besi atau ingot yang diproduksi melampaui permintaan lokal dan regional dan merupakan komoditas regional dan antarwilayah pada periode tahun 950 hingga 1300 Masehi.
Titik tolak dalam mengeksplorasi organisasi produksi besi, dan perdagangan selanjutnya, adalah distribusi spasial dari berbagai jenis batangan besi.
Diferensiasi regional pada batangan besi mungkin mencerminkan perbedaan dalam perdagangan dan kecanggihan ekonomi di masa tersebut.
Batang besi mirip kapak yang lebih kecil dan standar menunjukkan bahwa perdagangan di Valdres, Hallingdal, dan Østerdalen memiliki lapisan profesionalisme dan organisasi sosial dan ekonomi yang relatif lebih hierarkis dan dibedakan secara sosial, dengan kurang profesionalisme dan homogenitas.
Baca Juga: Bikin Heboh, 8.000 Koin Abad Pertengahan Ditemukan di Skotlandia
Baca Juga: Harta Karun Koin Emas Rp4,3 Miliar Ditemukan di Bawah Lantai Dapur
Baca Juga: Pengamatan Koin Romawi Ungkap Krisis Ekonomi 2.100 Tahun yang Lalu
Untuk temuan ini, ayah Sørum menggali batang besi itu dari sebuah situs yang terletak di sepanjang Bergen Royal Road, yang dikenal sebagai Kongevegen. Situ tersebut berfungsi sebagai jalur perdagangan antara Oslo dan Bergen 1.000 tahun yang lalu.
Daerah di sekitar situs itu juga terlihat dihiasi dengan lubang arang, yang sangat diperlukan untuk mereka memproduksi besi untuk peleburan selama Viking dan Abad Pertengahan, tulis Loftsgarden dalam penelitian tersebut.
Sørum memberi tahu pada Valdres Folkemuseum di Fagernes, yang kemudian meneruskan koleksi besi tersebut ke bagian Warisan Budaya di kota daerah Innlandet.
Timbunan besi itu sekarang disimpan di Museum Sejarah Budaya di Oslo, tempat para arkeolog akan mempelajari dan membuat katalog artefak.
"Temuan lama yang diserahkan kepada arkeolog memberikan pengetahuan baru tentang sejarah Pedalaman," kata Anne Engesveen, pemimpin unit arkeologi di bagian Warisan Budaya, dalam sebuah pernyataan.
Penemuan koleksi besi di ruang bawah tanah (rubanah) keluarga Sørum bukanlah temuan peninggalan Viking pertama dari Norwegia dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan November tahun 2022, seorang pendeteksi logam menemukan timbunan harta karun Viking yang terdiri dari sepasang cincin perak, pecahan gelang perak, dan apa yang tampak seperti koin Arab, di antara artefak terkubur lainnya.
Source | : | NRK News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR