Pendiri Akademi
Sekitar tahun 385 SM, Plato mendirikan sebuah sekolah pembelajaran, yang dikenal sebagai Akademi, yang dia pimpin sampai kematiannya. Diyakini bahwa sekolah itu terletak di sebuah taman tertutup yang dinamai dari pahlawan legendaris Athena.
Akademi tersebut beroperasi hingga tahun 529 M, ketika ditutup oleh Kaisar Romawi Justinian I, yang mengkhawatirkannya sebagai sumber paganisme dan ancaman terhadap agama Kristen.
Selama bertahun-tahun beroperasi, kurikulum Akademi mencakup astronomi, biologi, matematika, teori politik, dan filsafat.
Plato berharap akademi ini akan menyediakan tempat bagi para pemimpin masa depan untuk menemukan cara membangun pemerintahan yang lebih baik di negara-kota Yunani.
Pada tahun 367 SM, Plato diundang oleh Dion, seorang teman dan murid, untuk menjadi guru pribadi keponakannya, Dionysius II, penguasa baru Syracuse (Sisilia). Dion percaya bahwa Dionysius menjanjikan sebagai pemimpin yang ideal.
Baca Juga: Kenang Jasa Plato bagi Sejarah Pemikiran dan Ilmu Pengetahuan
Baca Juga: Kontestasi Atlantis: Pertentangan Gagasan Plato dan Donnelly
Baca Juga: Menyelami Filsafat Cinta dari Plato Pada Simposiumnya di Athena
Baca Juga: Sains Mengonfirmasi Teori Plato Bahwa Bumi Berasal dari Bentuk Kubus
Plato menerimanya, berharap pengalaman itu akan menghasilkan seorang raja filsuf. Tetapi Dionysius jauh dari harapan dan mencurigai Dion, dan kemudian Plato, bersekongkol melawannya. Dia mengasingkan Dion dan menempatkan Plato di bawah "tahanan rumah".
Akhirnya, Plato kembali ke Athena dan Akademinya. Salah satu muridnya yang lebih menjanjikan adalah Aristoteles, yang akan membawa ajaran mentornya ke arah yang baru.
Tahun Terakhir dan Kematian
Tahun-tahun terakhir Plato dihabiskan di Akademi dan dengan tulisannya. Keadaan seputar kematiannya tidak jelas, meskipun cukup pasti bahwa dia meninggal di Athena sekitar tahun 348 SM, ketika dia berusia awal 80-an.
Beberapa sarjana berpendapat bahwa dia meninggal saat menghadiri pesta pernikahan, sementara yang lain percaya dia meninggal dengan damai dalam tidurnya.
Dampak Plato pada filsafat dan sifat manusia memiliki dampak yang bertahan jauh melampaui tanah airnya di Yunani. Karyanya mencakup spektrum minat dan gagasan yang luas: matematika, sains dan alam, moral dan teori politik.
Keyakinannya tentang pentingnya matematika dalam pendidikan telah terbukti sangat penting untuk memahami seluruh alam semesta.
Sejarah pemikiran Plato tercermin dalam karyanya tentang penggunaan akal untuk mengembangkan masyarakat yang lebih adil dan berfokus pada kesetaraan individu menjadi dasar bagi demokrasi modern.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR