Nationalgeographic.co.id—Bangsa Romawi kuno memiliki masyarakat yang penuh dengan budak. Jumlah orang bebas dan budak hampir sama. Lantas bagaimana sejarah budak Romawi kuno, bagaimana kehidupan mereka setelah bebas?
Kehidupan seorang budak Romawi dapat sangat bervariasi berdasarkan tugas yang diberikan kepada mereka dan apa yang dilakukan tuan mereka.
Budak bisa menjadi gladiator, pekerja tambang, pelacur, manajer, pembuat tembikar, dan sebagainya. Hampir setiap pekerjaan Romawi bisa diambil oleh budak.
Tapi di balik itu semua, mungkin bagi setiap budak memimpikan kebebasan mereka. Jika mereka memiliki hak untuk memilih jenisnya, mereka mungkin akan memilih kebebasan seorang budak Romawi.
Budak Romawi kuno dapat hidup hampir seperti warga negara Romawi setelah kebebasan dan dapat menikmati semua hak yang dimiliki tuan mereka.
Memang, aspek hukum kehidupan mereka berubah, tetapi bisakah mereka benar-benar hidup normal jauh dari bias rasis? Kebebasan seorang budak Romawi dapat memberi mereka kehidupan seolah-olah mereka tidak pernah menjadi budak. Mereka bisa menikmati semua hak yang dinikmati orang Romawi.
Butuh waktu hingga pertengahan abad pertama Masehi bagi orang Romawi untuk memberikan beberapa hak hukum kepada para budak, tetapi begitu mereka melakukannya, kebebasan bahkan dapat membawa kewarganegaraan bagi para budak.
Kaisar Claudius memutuskan bahwa seorang budak yang ditinggalkan dan sakit secara otomatis dibebaskan. Setelah itu, Kaisar Hadrian menghapus ergastula, penjara budak yang digunakan untuk budak pertanian dan industri.
Ketakutan Orang Romawi Kuno
Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam sejarah budak, orang Romawi hidup dalam ketakutan terus-menerus terhadap budak mereka. Bahkan ada pepatah yang berbunyi: “Setiap budak yang kita miliki adalah musuh yang kita simpan.”
Ketakutan itu bukan karena dibunuh dalam tidur mereka. Itu adalah kemungkinan yang jauh. Ketakutan yang sangat nyata menjadi objek gosip terus-menerus oleh para budak mereka karena mereka akan mengetahui semua rahasia kecil mereka yang kotor.
Perhatian yang lebih rasional adalah budak yang melarikan diri. Memasang pemberitahuan publik untuk menemukan budak yang melarikan diri adalah hal biasa. Rupanya, banyak budak berhasil menghindari penangkapan dan berlindung di rumah-rumah yang diduga aman dan kereta api bawah tanah.
Source | : | Wondrium Daily |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR