Sepanjang masa pemerintahannya, para seniman dan cendekiawan Ottoman, Iran, serta Eropa berdatangan ke istananya. Mereka menobatkan Mehmed II sebagai salah satu pelindung Renaisans terbesar pada masanya.
“Ia memerintahkan untuk membangun dua istana: Istana Lama dan Istana Baru, yang kemudian disebut Istana Topkapi,” jelas Joelle.
Istana-istana ini berfungsi sebagai kediaman utama dan markas administrasi sultan-sultan Ottoman. Bangunan-bangunan di Topkapi sangat kompleks dan lebih menyerupai sebuah kota kerajaan yang dibentengi.
Istana-istana ini memiliki empat lapangan besar, perbendaharaan kekaisaran, dan tentu saja, harem yang terkenal, yang secara harfiah berarti "terlarang" atau "pribadi". Banyak seniman Eropa yang terpesona dengan ide area rahasia yang menampung sebanyak 300 selir dan tidak dapat diakses oleh orang luar.
Jadi, ketika kita membayangkan tentang istana Topkapi, kita melihat sebuah gambar yang telah banyak diciptakan oleh seniman barat dengan fantasinya tentang kehidupan di harem.
Penggambaran di balik tembok harem, seperti sultan yang penuh nafsu, selir yang cantik, dan kasim yang licik, bisa jadi hanya imajinasi sang pelukis saja. Kisah-kisah ini jarang sekali menggambarkan realitas kehidupan di istana Ottoman.
Meskipun istana-istana Topkapi tidak diragukan lagi merupakan salah satu pencapaian terbesar Kekaisaran Ottoman, namun ini belum berhenti. Faktanya, “baru 100 tahun kemudian kekaisaran Ottoman akan mencapai puncaknya dalam hal seni, arsitektur, dan budaya.”
Zaman Keemasan Seni Dan Arsitektur Kekaisaran Ottoman
Masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566), sering dianggap sebagai "Zaman Keemasan" bagi Kekaisaran Ottoman. Hal ini ditandai dengan perluasan geografis, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan militer yang berkelanjutan bahkan memberikan Ottoman status sebagai kekuatan dunia.
Hal ini, tentu saja, juga berdampak pada aktivitas budaya dan seni kekaisaran. Selama periode penting ini, perkembangan terjadi di setiap bidang seni, terutama di bidang arsitektur, kaligrafi, lukisan manuskrip, tekstil, dan keramik.
Budaya visual Ottoman berdampak pada berbagai wilayah kekaisarannya. Meskipun terdapat variasi lokal, warisan tradisi artistik Ottoman abad ke-16 masih dapat dilihat hampir di semua tempat.
Beberapa elemen khas dari periode ini adalah kubah setengah bola, menara berbentuk pensil yang ramping, dan pelataran tertutup dengan serambi berkubah.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR