Di antara berbagai pencapaian budaya, yang paling menonjol pada periode ini adalah masjid dan kompleks keagamaan yang dibangun oleh Mimar Sinan (sekitar 1500-1588). Ia merupakan salah satu arsitek islam yang paling terkenal.
Mimar Sinan
Mimar Sinan dianggap sebagai arsitek terbesar dari periode klasik arsitektur Ottoman. Ia telah berhasil merampungkan lebih dari 300 bangunan besar dan proyek-proyek lainnya yang lebih sederhana.
Pemandian tradisional Cemberlitas Hamami, yang disebut-sebut sebagai salah satu tempat terindah, juga merupakan karya Mimar Sinan.
Sebelum Mimar Sinan, arsitektur Ottoman sangat cenderung pragmatis. Bangunan-bangunan yang ada merupakan pengulangan dari tipe-tipe sebelumnya dan didasarkan pada rencana yang belum sempurna.
“Sinan secara bertahap mengubah hal ini dan menemukan suara artistiknya sendiri,” jelas Joelle. “Dia merevolusi praktik arsitektur yang sudah mapan dengan memperkuat dan mengubah tradisi.”
Warisan Mimar Sinan tidak berakhir setelah kematiannya. Banyak muridnya yang kemudian merancang bangunan-bangunan penting lainnya, seperti Masjid Sultan Ahmet atau "Masjid Biru" dan jembatan Stari Most.
Zaman Tulip Kekaisaran Ottoman
“Pada periode setelah kematian Sulaiman, aktivitas arsitektur dan artistik dilanjutkan di bawah dukungan keluarga kekaisaran dan para elit penguasa,” terang Joelle.
Namun, pada abad ke-17, melemahnya ekonomi Kekaisaran Ottoman mulai mempengaruhi seni. Para sultan terpaksa mengurangi jumlah seniman yang mereka pekerjakan di istana.
Dari Jumlah yang sebelumnya mencapai lebih dari 120 orang pada masa Suleiman, di masa sulit ini menjadi sepuluh orang.
Meskipun demikian, banyak karya artistik yang luar biasa telah dicapai selama periode ini. Pencapaian yang paling penting adalah Masjid Ahmet I di Istanbul. Bangunan ini menggantikan Hagia Sophia sebagai masjid utama kota.
Di bawah kepemimpinan Ahmed III, seni kembali bangkit. Ia membangun perpustakaan baru di Istana Topkapi dan memerintahkan pembuatan Surname (Buku Festival).
Surname merupakan jenis karya sastra yang khas dari Kesultanan Ottoman. Surname mendokumentasikan festival atau perayaan besar yang diadakan oleh penguasa Ottoman. Salah satunya adalah mendokumentasikan upacara sunat empat putra Ahmed III seperti yang dicatat oleh penyair Vehbi.
Masa pemerintahan Ahmet III juga dikenal sebagai Periode Tulip. Popularitas bunga ini tercermin dalam gaya baru dekorasi bunga yang menggantikan gaya ornamen Saz.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR