Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Tiongkok, penciptaan manusia punya berbagai versi. Disebutkan, manusia diciptakan dari salah satu kutu yang keluar dari mayat makhluk hidup pertama, Pangu. Versi lain bahkan mengatakan bahwa Pangu adalah dewa.
Menurut kepercayaan, Pangu sendiri muncul dari kekacauan sebelum dunia terbentuk. Kekacauan itu berbentuk seperti telur kosmik. Dia menggunakan pengetahuan filosofi Yin dan Yang untuk memisahkan bumi dan langit.
Pangu bersemayam di langit dan mengatur benda-benda yang beredar. Pada bumi, ia memisahkan daratan dan lautan, juga lembah dan gunung.
Versi lain mitologi Tiongkok menyebut dunia tercipta setelah Pangu wafat setelah memisahkan langit dan bumi. Dia harus memegang langit selama 18.000 tahun, dan meninggal karena lelah. Tubuhnya membuat kehidupan di dunia tercipta, salah satunya manusia dari kutunya.
Benda-benda lain seperti matahari berasal dari mata kiri Pangu, dan yang kanan menjadi bulan. Darahnya menjadi sungai, tubuhnya menjadi tanah yang subur, tulangnya menjadi bebatuan, dan rambut menjadi tumbuhan dan pepohonan. Manusia dan hewan muncul setelah semuanya telah siap.
Mitologi Tiongkok tidak tunggal. Ia punya versi lain tentang penciptaan manusia. Versi lain mengungkapkan bahwa Fuxi dan Nuwa, sepasang dewa penting dalam kepercayaan Tiongkok dan Taoisme, menciptakan manusia dengan berbagi tugas.
Fuxi mengenalkan pengetahuan dan inovasi yang bermanfaat bagi umat manusia. Sedangkan, Nuwa menyelamatkan manusia dari berbagai bencana.
Keduanya pun dihormati dan dipuja sebagai orang Tionghoa sejak zaman kuno. Acap kali, dianggap sebagai dua dari Tiga Penguasa. Tiga Penguasa punya berbagai versi. Versi yang menyebutkan keduanya, disandingkan dengan Shennong (Dewa Pertanian).
Dalam mitologi Tiongkok yang paling terkenal, Nuwa menciptakan manusia dari tanah liat. Fuxi hanya menjadi asistennya. Awalnya, Nuwa ingin menciptakan manusia karena ia merasa kesepian sehingga memutuskan untuk menciptakan makhluk dari lumpur.
Tidak hanya manusia, Nuwa juga menciptakan berbagai jenis binatang yang berbeda. Enam hari pertama, secara berturut-turut menciptakan ayam, anjing, babi, domba, sapi, dan kuda. Manusia baru diciptakan pada baru pada hari ketujuh. Makanya, peringatan ini dirayakan sebagai Renri atau Hari Manusia pada hari ketujuh setelah tahun baru Imlek.
Saking banyaknya manusia yang harus Nuwa ciptakan, tidak semuanya berasal dari tanah liat. Tangannya sakit, sehingga ada yang diciptakan dari seutas tali yang dicelupkan ke lumpur dan diayunkan. Ayunan itu menyebabkan gumpalan lumpur lengket terbentuk di sekitarnya.
Dari sinilah, orang Tionghoa meyakini keberadaan hierarki sosialnya. Mitologi Tiongkok ini menjelaskan bahwa bangsawan berasal dari figur tanah liat yang dibuat oleh tangan Nuwa, sementara gumpalan lumpur menjadi rakyat jelata.
Fuxi, walau tidak terlibat langsung dalam penciptaan manusia seperti istrinya, dia memperkenalkan pengetahuan tingkat tinggi. Dia memperkenalkan alat tangkap, karena selama ini manusia bergantung pada perburuan hewan liar.
Bahkan, dalam mitologi Tiongkok, Fuxi-lah yang memperkenalkan manusia untuk mendomestikasi hewan, peternakan, dan pengenalan alat tukar uang.
Bagaimanapun, Nuwa sangat dihormati manusia karena pengorbanannya yang begitu hebat setelah manusia tercipta. Misalnya, ketika Gonggong (dewa air) dan Zhurong (dewa api) bertikai, dunia berada dalam kondisi tidak aman. Nuwa pun bertindak untuk membuat perlindungan.
Dalam cerita ini, Nuwa meninggal dalam usahanya menyelamatkan dunia. Fuxi masih hidup selama 200 tahun untuk menemani manusia.
Sumber lain justru mengatakan bahwa Fuxi dan Nuwa adalah dua manusia pertama setelah Pangu menciptakan dunia. Fuxi dan Nuwa juga disebut sebagai anak dari Huaxu, dewi yang kurang dikenal. Dia hamil setelah Pangu meninggal dan jasadnya menjadi segala hal yang ada di dunia. Fuxi dan Nuwa lahir sebagai saudara kembar.
Ada pula versi lain mitologi Tiongkok yang lain menyatakan keduanya adalah manusia yang selamat dari banjir besar yang menghancurkan manusia. Ketika banjir besar mereda, mereka tinggal terpisah dan konon bertemu di Gunung Kunlun yang mistis.
Karena bumi begitu sepi, hanya diisi mereka berdua, mereka ingin mengisi kembali bumi dan menikah. Fuxi dan Nuwa pun meminta petunjuk kepada langit untuk menyalakan api dari dua gunung berbeda. Jika asapnya langsung naik, langit tak merestui mereka.
Langit merestui dengan asap mereka yang terjalin. Sumber lain dalam mitologi Tiongkok, keduanya akhirnya melahirkan anak yang kemudian dicincang dan disebarkan ke seluruh dunia. Potongan-potongan itu menciptakan berbagai ras dan bangsa manusia.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR