Dari sinilah, orang Tionghoa meyakini keberadaan hierarki sosialnya. Mitologi Tiongkok ini menjelaskan bahwa bangsawan berasal dari figur tanah liat yang dibuat oleh tangan Nuwa, sementara gumpalan lumpur menjadi rakyat jelata.
Fuxi, walau tidak terlibat langsung dalam penciptaan manusia seperti istrinya, dia memperkenalkan pengetahuan tingkat tinggi. Dia memperkenalkan alat tangkap, karena selama ini manusia bergantung pada perburuan hewan liar.
Bahkan, dalam mitologi Tiongkok, Fuxi-lah yang memperkenalkan manusia untuk mendomestikasi hewan, peternakan, dan pengenalan alat tukar uang.
Bagaimanapun, Nuwa sangat dihormati manusia karena pengorbanannya yang begitu hebat setelah manusia tercipta. Misalnya, ketika Gonggong (dewa air) dan Zhurong (dewa api) bertikai, dunia berada dalam kondisi tidak aman. Nuwa pun bertindak untuk membuat perlindungan.
Dalam cerita ini, Nuwa meninggal dalam usahanya menyelamatkan dunia. Fuxi masih hidup selama 200 tahun untuk menemani manusia.
Sumber lain justru mengatakan bahwa Fuxi dan Nuwa adalah dua manusia pertama setelah Pangu menciptakan dunia. Fuxi dan Nuwa juga disebut sebagai anak dari Huaxu, dewi yang kurang dikenal. Dia hamil setelah Pangu meninggal dan jasadnya menjadi segala hal yang ada di dunia. Fuxi dan Nuwa lahir sebagai saudara kembar.
Ada pula versi lain mitologi Tiongkok yang lain menyatakan keduanya adalah manusia yang selamat dari banjir besar yang menghancurkan manusia. Ketika banjir besar mereda, mereka tinggal terpisah dan konon bertemu di Gunung Kunlun yang mistis.
Karena bumi begitu sepi, hanya diisi mereka berdua, mereka ingin mengisi kembali bumi dan menikah. Fuxi dan Nuwa pun meminta petunjuk kepada langit untuk menyalakan api dari dua gunung berbeda. Jika asapnya langsung naik, langit tak merestui mereka.
Langit merestui dengan asap mereka yang terjalin. Sumber lain dalam mitologi Tiongkok, keduanya akhirnya melahirkan anak yang kemudian dicincang dan disebarkan ke seluruh dunia. Potongan-potongan itu menciptakan berbagai ras dan bangsa manusia.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR