Nationalgeographic.co.id – Banyak orang mungkin merasa resah melihat penurunan kualitas lingkungan di sekitarnya. Namun hanya sedikit yang mau dan berani bertindak nyata untuk memperbaikinya. Rafael Nicholas Angouw—yang pekan ini baru saja dijumpai National Geographic Indonesia di Manado—adalah salah satu dari yang sedikit itu.
Sejak Desember 2021, saat masih berusia 15 tahun, Rafael telah memulai gerakan Reeformers di Manado. Reeformers adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada pelestarian terumbu karang dan lautan.
Terbentuknya Reeformers berawal dari keresahan Rafael. Remaja Manado kelahiran Desember 2006 itu resah saat dirinya pindah ke Jakarta.
"Dulu kan saya tinggal di Manado selama 8 tahun. Jadi selama 8 tahun di Manado ini, kalau mau main ke pantai kan sangat mudah dan akses ke laut itu sangat-sangat murah. Tetapi ketika saya pindah ke Jakarta, baru saya sadar, 'Wah, benar-benar akses ke laut ini sesuatu yang sangat spesial'," kata Rafael yang kini duduk di bangku kelas dua SMA di Jakarta.
Rafael yang menyukai kegiatan berenang dan menyelam menemukan kondisi pantai dan laut di pesisir Jakarta kurang bagus. Tentu ia tak mau perairan Manado menjadi seperti Jakarta.
Dengan kesadaran dan keinginan yang besar untuk merawat laut Nusantara, Rafael memulai gerakan Reeformers dari kampung halamannya, Manado. Hingga saat ini Reeformers telah melakukan transplantasi 1.760 karang di situs Reeformers Reef. Tepatnya di area seluas 260 meter persegi di perairan Pantai Malalayang, Teluk Manado.
Rafael meyakini bahwa gerakan pelestarian karang dan laut oleh Reeformers ini, yang dimulai dari Manado, adalah sesuatu yang penting dan akan berdampak besar. Sebab, katanya mengutip data penelitian, "laut kita itu memproduksi 50% dari oksigen yang kita hirup sekarang."
"Dan kebanyakan dari ekosistem laut itu fondasinya adalah terumbu karang," imbuhnya. "Misalnya ikan-ikan mereka tinggalnya di terumbu karang. Nah, oleh karena itu, kita memutuskan untuk fokus di transplantasi karang."
Rafael menjelaskan bahwa ekosistem karang di lautan memproduksi oksigen jauh lebih banyak daripada pohon di daratan. "Yang kedua, bisa dibilang jauh lebih efisien kan. Kalau pohon tuh membutuhkan banyak tahun, banyak waktu. Terus secara ruang, (pohon di darat) juga memang sangat tidak efisien (dibanding terumbu karang)."
"Sekarang saja kami cuma menggunakan 260 meter persegi. Walaupun sekecil itu, impak yang bisa kita berikan sangat besar. Misalnya di site kita sekarang mungkin ada kira-kira 150 lebih biodiversitas yang baru."
Selain transplatasi karang, aksi atau gerakan lain yang Reeformers lakukan adalah pembersihan laut dan pantai dari sampah (ocean & beach cleanup), edukasi kepada masyarakat soal pentingnya menjaga kelestarian laut, hingga mengadakan kegiatan penyelaman bersama yang ramah lingkungan (eco-dive trip).
Dalam melakukan aksinya ini Rafael dibantu oleh banyak pihak, mulai peneliti dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Makassar wilayah kerja Manado (BPSPL Makassar wilker Manado) hingga beberapa komunitas setempat, seperti Boboca Diving Club, Dragon Net, dan lain-lain.
Rafael menyatakan salah satu keunggulan penanaman karang oleh Reeformers ketimbang yang mungkin dilakukan komunitas lain adalah mereka mengambil bibit karang dari hasil pembibitan, bukan dari alam liar. Reeformers mengambilnya dari Coral Stock Center milik BPSPL Makassar wilker Manado.
Metode penanaman dengan mengambil bibit karang mandiri ini disebut F2. "Dengan mengambil bibit langsung dari proyek transplantasi, itu jauh lebih berkelanjutan dan jauh lebih aman daripada mengambil bibit langsung dari terumbu karang liar atau ekosistem alam liar," ujar Rafael yang kini belum genap berusia 17 tahun.
Keunggulan lainnya, seperti yang Rafael klaim, para relawan dalam Reeformers banyak terdiri atas perempuan dan anak muda. Perbandingan antara jumlah relawan laki-laki dan perempuan di Reeformers adalah "60:40".
Adapun anak muda yang terlibat dalam Reeformers, selain Rafael, adalah Ryan Angouw sang adik dan bocah laki-laki lainnya yang bernama Sean.
"Adik saya sendiri, Co-Founder, baru 12 tahun. Dan juga ada anaknya Pak Audy, dia salah satu Head of Operation kita. Sean, anaknya, baru umur 9-10 tahun."
Kini, Reeformers telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk menggunakan area seluas 5.000 meter persegi di perairan Pantai Malalayang, Manado, untuk kegiatan transplantasi karang. Baru 260 meter persegi yang Reeformers pakai. Jadi, Reeformers masih punya banyak peluang untuk memperluas area transplantasi karang itu ke depannya.
"Di Pantai Malalayang ini memang sudah terbukti bahwa program transplantasi karang ini bisa sukses. Misalnya BPSPL punya project, itu dekat dengan site kita. Dan mereka punya site sudah 5 tahun berjalan. Buktinya sangat sukses," tutur Rafael.
"Jadi kita pilih spot ini karena secara scientific terbukti sangat sukses dan juga kan sekarang ada pembangunan Malalayang Beach Walk. Jadi dengan Reeformers Reef ini kita akan menarik banyak sekali turis."
Lima jenis karang yang Reeformers transplantasikan juga merupakan yang secara saintifik terbukti mampu hidup dan tumbuh di Teluk Manado. Kelimanya adalah Acropora Sp, Stylophora, Pocillopora, Seriatopora hystrix, dan Hydnophora rigida.
"Ada beberapa yang bisa tumbuh sampai 1-2 sentimeter per bulan. Ada yang 0,3-0,5 sentimeter per bulan. Tetapi semua jenis karang yang Reeformers tanam itu kuat dan bisa survive dalam kondisi yang mungkin climate change. Sangat kuat pada perubahan temperatur dan resilience dalam air," papar Rafael.
Untuk saat ini, Reeformers tidak mau terburu-buru menanam lebih banyak karang di area lain atau di area yang lebih luas. Sebab, menurut mereka, kunci sukses terpenting dalam transplantasi karang adalah proses pemeliharaan dan pemantauannya.
Audy Sumendap, salah satu relawan Reeformers yang juga peneliti BPSPL Makassar wilker Manado, mengatakan Reeformers akan memantau anak karang itu setiap sebulan sekali. Hasil pemeliharan dan pemantauan karang ini dibuat dalam laporan yang rapi dan terperinci.
"Kami akan bersihkan karang-karang itu dari kotoran. Polip karang tidak boleh tertutup dari sedimen, nanti bisa mati," kata Audy. "Yang mati akan kita ganti dengan yang baru."
Komitmen pemeliharan dan pemantauan anak karang inilah yang juga menjadi keunggulan gerakan Rerformers ketimbang aksi penanaman karang lainnya. Sebab, mereka tahu, anak karang yang baru ditanam membutuhkan tiga tahun bantuan manusia sampai karang itu bisa bertumbuh secara independen tanpa bantuan manusia.
Oleh karena itu Reeformers giat mencari dukungan atau partisipasi dari banyak pihak lewat program adopsi karang. Baru-baru ini Reeformers mendapat dana dukungan besar dari Mercedes-Benz Indonesia.
Mercedes-Benz Indonesia secara resmi telah menjadi adopter atau pengadopsi 1.280 karang Reeformers untuk selama setahun. Itu artinya, Mercedes-Benz akan membiayai seluruh kegiatan pemeliharaan dan pemantauan ribuan anak karang ini selama sewarsa.
"Karena karang ini sudah kami adopsi, sehingga untuk pemeliharaannya, untuk semua kebutuhannya itu menjadi tanggung jawab kami, untuk memastikan bahwa karang itu hidup dengan baik," ujar Karyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Marketing and Public Relation PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia.
Mercedes-Benz Indonesia mengatakan berkomitmen untuk mengadopsi 1.280 anak karang ini selama tiga tahun. Jadi, kontrak kerja sama ini akan diperpanjang setiap setahun sekali.
"Kalau yang confirmed, kami akan bekerja sama selama setahun. Tapi, hopefully, most likely, Mercedes-Benz Indonesia akan commit dengan Reeformers selama tiga tahun," ucap Rafael.
Choi Duk Jun, President Director PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, menyebut kegiatan transplantasi karang oleh Reeformers ini sebagai sesuatu yang "sangat saintifik" dan "futuristik".
"Indonesia punya 17.000 pulau. Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam kegiatan transplantasi karang," ucap DJ, sapaan Duk Jun.
Biaya adopsi per satu anak karang selama setahun adalah sekitar 25 dolar AS atau circa Rp376 ribu. Siapa pun bisa ikut mengadopsi karang ini dan Reeformers mengajak lebih banyak individu maupun instansi untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian bumi lewat transplantasi dan adopsi karang ini.
Kini, dukungan mulai banyak mengalir untuk Reeformers. Selain Mercedes-Benz, beberapa pihak yang juga turut mengadopsi karang Reeformers adalah perusahaan rintisan Lumare Energi, petinggi Megamas Manado, hingga berbagai individu lainnya, mulai dari anak kecil sampai dokter.
Keberadaan Reeformers di Manado juga mulai diakui dunia internasional. Belum lama ini, tepatnya pada 8 Juni 2023, Rafael diundang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadiri sebuah konferensi terkait lingkungan dan kelautan di New York, Amerika Serikat.
"Jadi tanggal 8 Juni kemarin saya diundang ke United Nations World Oceans Day 2022 Conference di UN New York. Pesan utamanya adalah kita harus memprioritaskan laut karena laut adalah sistem pendukung kehidupan kita," papar Rafael.
Dia menjelaskan sebanyak "50 persen dari oksigen yang kita hirup sekarang itu diproduksi dari laut. Kebanyakan emisi karbon di dibumi diserap oleh laut. Dan terakhir negara kita adalah negara yang maritim."
"Negara kita adalah negara kepulauan dan kelautan. 70 persen dari wilayah Indonesia itu laut. Berarti banyak sekali masyarakat Indonesia yang bergantung pada laut untuk meraih pendapatan."
Reeformers percaya aksi transplantasi karang ini bisa memberika efek bola salju yang besar. Sebagai contoh, dengan hadirnya ekosistem terumbu karang, keanekaragaman spesies laut di sekitarnya akan meningkat.
Dengan ini, pendapatan masyarakat pesisir juga akan meningkat dan ini akan memajukan perekonomian negara. "Jadi ada efek domino yang jelas dan terukur," ucap Rafael optimistis.
Rafael berharap program transplantasi karang dan adopsi karang yang digagas Reeformers ini bisa menginspirasi banyak orang lain dan perusahaan lain untuk memprioritaskan laut dan bertindak sekarang demi menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim. Dia menegaskan, "kita harus bertindak dari sekarang."
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media #SayaPilihBumi #SisirPesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR