Di bagian tengah kota Thonis-Heracleion berdiri kuil besar berdiri untuk menghormati Osiris. Para arkeolog bawah air juga menemukan ragam patung kecil sphinx di depan reruntuhan kuil, dan patung besar Harpokrates, dewa kesunyian dan kepercayaan diri. Dengan demikian, kedua tanda itu menegaskan jalur masuk menuju kuil seperti tata letak pada umumnya bangsa Mesir kuno.
Arkeolog pernah menemukan beberapa benda yang dikhususkan untuk dewa Osiris. Hal itu dibuktikan adanya temuan yang bersangkutan dengan perayaan tahunan Osiris yang juga diterapkan oleh peradaban sejarah Mesir kuno lainnya.
Dalam Drain the Ocean oleh National Geographic, perahu kecil ditemukan sebagai penghormatan kepada Osiris. Kemudian, perahu tersebut ditenggelamkan sebagai hadiah kepada sang dewa alam bawah itu, hingga pada akhirnya terungkap kembali oleh para arkeolog.
Kemunduran dan bencana
Namun, kedigdayaan kota Thonis-Heracleion mulai surut ketika kota Alexandria berdiri. Banyak kapal pedagang mulai beralih ke kota Alexandria pada abad kedua SM yang berada 24 kilometer di barat. Meski demikian, kota Thonis-Heracleion masih dihuni setidaknya sampai akhir abad kedua SM, dalam sejarah Mesir kuno.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kota Thonis-Heracleion berdiri di atas serangkaian pulau, pasir, gundukan lumpur, dan rawa yang saling berdekatan di delta Sungai Nil. Masalahnya, kawasan Teluk Abu Qir berada di atas banyak patahan, bahkan di dalam kuil, yang menyebabkan bencana dan banjir marak terjadi.
Kemungkinan, runtuhnya kota Thonis-Heracleion disebabkan oleh fenomena geologis dan bencana alam tersebut, yang berlangsung dalam periode berbeda. Hal itu menyebabkan penurunan tanah yang lambat, diikuti dengan kenaikan permukaan laut pada masanya.
Berdasarkan analisis geoarkeologi, ada pencairan tanah di beberapa tempat di Teluk Abu Qir. Fenomena ini dipicu oleh tekanan besar pada tanah dengan kandungan tanah liat dan air yang tinggi. Aktivitas ini memicu bangunan-bangunan besar nan berat menekan tanah, dan pada gilirannya tergelincir ke bawah.
Tanah liat kehilangan volumenya, sehingga penurunan terjadi. Selanjutnya, diperparah oleh gempa bumi yang membuat penurunan ekstrem pada tanah liat terjadi. Peristiwa ini disebut sebagai likuefaksi, yang juga pernah melanda Palu-Donggala, Sulawesi Tengah saat gempa dan tsunami tahun 2018.
Peristiwa ini membuat kota peradaban sejarah Mesir kuno itu tenggelam, menyisakan berbagai peninggalan arkeologis di bawah laut. Para arkeolog telah menemukan tengkorak manusia di sekitar kuil kota itu, yang memiliki ciri bekas cedera runtuhan akibat bencana dahsyat tersebut, menurut sebuah penelitian tahun 2014.
Ketiadaan kota ini membuatnya nyaris sebagai kota mitos. Heracleion adalah nama yang dibuat oleh Yunani kuno untuk merujuk kota ini. Dalam bahasa Mesir kuno, kota ini dinamai Thonis.
Herodotus pernah menyinggung kota ini sebagai tempat pahlawan Yunani kuno bernama Herakles menapakkan kakinya pertama kali di Mesir. Kemudian, sempat disinggahi oleh Helen bersama kekasihnya, Paris sebelum Perang Troya yang dinarasikan secara semi-mitos. Inilah yang membuat keberadaan kota yang disebut Herodotus 'Heracleion' nyaris menjadi mitos belaka.
Source | : | National Geographic,sumber lain,Egypt Today,Sage Journals,Oxford Academic,The Guardian,Franck Goddio |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR