Prediksi AI tersebut juga cocok dengan kesimpulan dalam Laporan Penilaian Keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).
Proyeksi masa depan AI, suhu global akan meningkat hingga 2 derajat celcius pada tahun 2030.
Kesimpulan itu menyatakan, "perkiraan sentral untuk melewati ambang batas 1,5 derajat celcius terletak pada awal tahun 2030-an", menambah kepercayaan lebih lanjut pada akurasi AI.
Masih ada ketidakpastian tentang kapan kita bisa mencapai kenaikan 2 derajat celicus itu. Masih cukup banyak hal yang tidak bisa dimengerti saat Anda mencoba mensimulasikan seluruh planet bertahun-tahun ke depan.
Apa yang kita ketahui adalah bahwa peningkatan suhu akan memicu 'titik kritis' tambahan. Hal itu menciptakan putaran umpan balik untuk pemanasan global yang lebih besar lagi.
Itu sebabnya kenaikan suhu Bumi 2 derajat celicus dianggap sangat penting oleh para ilmuwan. Dampak perubahan iklim itu akan sangat terasa.
Seperti misalnya gagal panen, naiknya permukaan air laut, runtuhnya ekosistem di darat dan di laut, kemerosotan ekonomi dan dampak yang parah bagi kesehatan manusia.
Sasaran nol-emisi yang mencakup karbon dioksida, metana, dan gas-gas yang memerangkap panas lainnya harus tercapai pada pertengahan abad ini, saran ilmuwan.
Untuk menghindari pemanasan lebih dari 2 derajat celcius, sebagian besar negara menargetkan antara tahun 2050 dan 2070 untuk menurunkan tingkat emisi mereka ke nol.
"Janji net-zero tersebut sering kali dibuat untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris 1,5 °C," kata Diffenbaugh.
"Hasil kami menunjukkan bahwa janji ambisius itu mungkin diperlukan untuk menghindari (pemanasan) 2 derajat celcius."
Source | : | PNAS,Stanford University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR