Rakyat jelata umumnya tidak disarankan untuk berpartisipasi dalam sejarah Perang Salib.
Hal itu karena mereka tidak memiliki sarana, keterampilan, atau disiplin yang diperlukan untuk mobilisasi militer yang begitu besar di seluruh Eropa.
Sementara Perang Salib Anak, seperti yang telah dikenal, tentu saja bukan Perang Salib resmi yang disetujui oleh Gereja.
Sayangnya anggota Perang Salib Anak justru berakhir menjadi tragedi. Mereka hanya bergantung sepenuhnya pada keyakinan ke mana pun mereka pergi.
Pada akhirnya anggota Perang Salib Anak mati karena kelaparan saat melintasi Pegunungan Alpen Italia. Sementara ketika sisanya tiba di Genoa, mereka tidak memiliki dana untuk membayar perjalanan mereka ke Levant.
Sehingga, tanpa perlengkapan atau pelatihan militer, orang Genoa menolak untuk membantu. Dalam beberapa versi sejarah Perang Salib, Pasukan Anak yang tersisa ini berharap ada mukjizat.
Mereka optimis mengharapkan Mediterania, seperti Laut Merah bagi Musa, secara ajaib terbuka dan memungkinkan mereka melewati Levant.
Setelah keajaiban atau tawaran bantuan materi dari Genoa tidak datang, beberapa anak akhirnya menyerah dan memilih berjalan dengan susah payah pulang.
Sedangkan tragedi yang terjadi pada Pasukan Anak yang tersisa sepertinya dihilangkan oleh para penulis dan moralis abad pertengahan.
Akan tetapi, menurut beberapa sumber, sebagian besar anak dikirim ke Sardinia, Mesir. Sisa-sisa anggota Perang Salib anak ini bahkan dikirim ke Bagdad.
Anggota Perang Salib Anak ini akhirnya dijual sebagai budak. Mereka akhirnya tidak pernah kembali dan juga tidak pernah sampai ke Tanah Suci Yerusalem.
Namun, versi peristiwa ini mungkin kurang disenangi dan dianggap tidak berkaitan dengan peristiwa nyata dalam sejarah Perang Salib.
Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan Gereja untuk menganggap bahwa Sejarah Perang Salib sebagai kisah moralitas.
Hal itu juga menjadi sebuah peringatan keras kepada rakyat biasa, bahwa hanya perang salib dengan otoritas kepausan yang mungkin berhasil.
Memang, dalam beberapa versi cerita, anak-anak berhasil sampai ke Roma, di mana Paus segera menyuruh mereka semua pulang.
Pasukan Anak ini seperti gerombolan pengemis tanpa fasilitas untuk menghidupi diri mereka sendiri, Mereka juga tanpa pelatihan militer dan senjata untuk berperang.
Bahkan jika mereka berhasil mencapai Tanah Suci Yerusalem, pasukan Perang Salib Anak ini tidak ada gunanya bagi siapa pun.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR