Nationalgeographic.co.id—Pada 1950-an dan 1960-an, hanya sedikit yang memiliki pengaruh lebih besar dalam sejarah musik Inggris daripada Richard "Dick" Rowe. Seorang yang berhasil mengubah sejarah musik dunia.
Ia merupakan kepala A&R Decca Records (artis dan repertoar), tempat Rowe bertugas menemukan artis baru yang menjanjikan untuk rumah rekamannya itu.
Meski kiprahnya dalam sejarah musik dianggap kebanyakan orang sangat buruk, Rowe secara keseluruhan cukup bagus dalam menentukan apa yang dia lakukan di kemudian hari. Kisah yang nantinya berpengaruh besar pada sejarah musik dunia ini, bermula pada Tahun Baru 1962.
Brian Epstein, seorang manajer grup musik yang tidak dikenal, membawa para talenta mudanya untuk mengikuti audisi Decca Records di studio mereka di West Hampstead, London Utara.
"Mereka ada di sana atas undangan salah satu bawahan A&R Rowe, Mike Smith, yang telah mendengar band bermain beberapa minggu sebelumnya," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul "Biggest Loosers in History" terbitan 25 Juli 2023.
Dia menyukai apa yang dia dengar, dan meminta mereka untuk melakukan sesi di studio Decca. Kelompok itu berkendara ke London jauh-jauh dari Liverpool, di tengah badai salju, dan tiba tepat waktu untuk audisi pukul 11 pagi.
Setelah perjalanan panjang mereka melalui badai salju hanya untuk mencapai Decca Records tepat waktu, anggota grup Brian Epstein sangat kesal ketika pria yang mengundang mereka, Mike Smith, datang terlambat.
Smith, yang pemabuk, rupanya berpesta semalam suntuk sebelumnya, membuatnya terlambat. Kenyataan itu membuat para musisi muda dari Liverpool itu kesal, tetapi ketakutan jika mereka menolak untuk menggunakan amplifier milik Decca Records.
Padahal, mereka telah bersusah payah jauh-jauh membawa amplifier sendiri. "Smith menganggap bahwa amplifier Decca lebih unggul dari yang dibawa dalam muatan Epstein," imbuh Khalid.
Grup para pemuda itu membawakan sekitar lima belas lagu untuk Smith dan bosnya Dick Rowe. Namun, mereka tampil dengan gugup, karena perjalanan yang melelahkan melewati badai salju dan beberapa hal lain.
Termasuk kedatangan tuan rumah mereka yang terlambat, serta penggunaan amplifier yang berbeda, membuat mereka tidak dalam kondisi terbaiknya. Meski demikian, mereka merasa yakin telah melakukannya dengan cukup baik untuk mendapatkan kontrak label rekaman.
Bagaimanapun, Rowe adalah seorang yang keras dan tegas. Ia mengatakan bahwa grup musik yang dibawa oleh Epstein harus menemukan label rekaman lain. Itu yang dikenang kebanyakan orang bahwa Rowe dianggap buruk dalam pemilihan keputusannya.
Pada hari yang sama, dia mendengarkan band lain yang datang untuk audisi, lalu ia menyukai apa yang dia dengar. Itu mendorongnya mendaftarkan Brian Poole and the Tremeloes untuk kesepakatan kontrak dengan Decca Records.
Seperti yang dikenang Rowe kemudian, dia telah memberi tahu bawahannya A&R Mike Smith untuk memutuskan antara kedua grup musik yang datang ke label rekamannya: grup pemusik muda yang dibawa Epstein atau grup musik lokal Brian Poole and Tremeloes.
"Keduanya bagus, tapi yang satu grup lokal, yang lain (grup pemusik muda Epstein) berasal dari Liverpool. Kami memutuskan lebih baik memilih grup lokal. Kami dapat bekerja dengan mereka karena akses mereka lebih mudah dan tetap berhubungan lebih dekat," ungkap Rowe dalam catatan sejarah musik yang ditulis Khalid.
Lebih lanjut, Rowe menyebut bahwa "grup musik gitar ini tidak memiliki masa depan dalam bisnis pertunjukan." Penolakan yang disampaikan dengan sangat lantang bagi grup yang berisikan para pemuda yang datang jauh-jauh dari Liverpool.
Epstein dan grupnya meninggalkan studio Decca dengan sedih untuk memulai Tahun Baru mereka dengan penolakan. Tidak demikian halnya dengan Dick Rowe, yang mengira bahwa tahun 1962 telah dimulai dengan baik.
Keputusan yang diambil Rowe sejatinya bukanlah keputusan bisnis yang buruk, karena band ini cukup sukses. Pada tahun 1963, Brian Poole and Tremeloes memasuki tangga lagu Inggris dengan cover dari Isley Brothers' Twist and Shout.
Setahun kemudian, mereka membuat cover dari Candy Man milik Roy Orbison yang digemari segenap orang di Inggris, dan cover dari Crickets' Someone, Someone, yang berhasil mencapai nomor 2 di tangga lagu Inggris.
Berbanding terbalik dengan grup yang dibawa Epstein, mereka terlunta-lunta. Bahkan sempat ditolak kembali oleh label rekaman yang lain. Namun, takdir Epstein dan grup musiknya berkata lain ketika bertemu George Martin.
Setelah beberapa bulan dari penolakan Decca Records, Martin memanggil grup yang di dalamnya beranggotakan John Lennon. Produser George Martin mengaku mendengar demo mereka di audisi Decca dan memutuskan untuk bertemu dengan grup itu.
Setelahnya, grup yang sempat ditolak Rowe dan bernaung di bawah label rekaman EMI Parlophone itu, diberi nama The Silver Beatles atau yang dikenal luas dengan The Beatles. Mereka populer tidak hanya di Inggris, melainkan sukses mengukir sejarah musik dunia.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR