Nationalgeographic.co.id—Nemesis adalah dewi pembalasan dan keadilan ilahi dalam mitologi Yunani kuno. Dia adalah salah satu dari apa yang orang Yunani sebut daimones, personifikasi dari sifat, kekuatan, atau cita-cita tertentu.
Nemesis juga bukanlah salah satu dewa utama Olympus seperti Zeus, Hera, Poseidon, Ares, Hermes, Hephaestus, Aphrodite, Athena, Apollo, Artemis, Hades dan Persephone.
Orang Yunani percaya bahwa Nemesis adalah dewa yang ada untuk menjaga keseimbangan kekuasaan, status, dan kekayaan yang menjaga dunia mereka agar tidak jatuh ke dalam kekacauan.
Nemesis, dewi kemarahan dan pembalasan, tidak diragukan lagi adalah salah satu dewi paling misterius dan rumit dalam mitologi Yunani kuno.
Nemesis Mengembalikan Keseimbangan
Ketika orang modern mendengar kata nemesis, itu memiliki asosiasi yang sangat negatif. Nemesis Yunani dipandang hanya sedikit lebih positif. Namun, dia bukanlah roh kecemburuan atau dendam.
Nemesis tidak mencari pembalasan untuk apa saja, dan dia tidak mengungkapkan kemarahan pada urusan kecil yang memenuhi pikiran kebanyakan orang.
Nemesis secara khusus menargetkan penyebab yang benar, terkait dengan berfungsinya masyarakat Yunani.
Balas dendamnya ditujukan pada mereka yang melakukan kejahatan tanpa hukuman. Ketika orang membenci keuntungan yang didapat secara tidak sah dari orang lain, mereka dapat meminta Nemesis untuk memperbaiki kesalahan.
Dia juga mengkhawatirkan dirinya sendiri, kadang-kadang, dengan masalah cinta. Ketika seseorang memanfaatkan perasaan orang lain dan menyalahgunakan cinta mereka, dia berusaha membalas dendam kepada pihak yang dirugikan.
Kejahatan yang Nemesis cari keadilan bukanlah materi atau pribadi. Mereka melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan penipuan, dan gangguan tatanan alam.
Nemesis tidak bekerja untuk kebaikan atau kejahatan. Dia, lebih dari segalanya, adalah dewi keseimbangan dalam mitologi Yunani kuno.
Orang Yunani kuno, seperti banyak budaya, percaya bahwa kelebihan itu baik bagi individu maupun masyarakat. Tujuannya adalah untuk memiliki keseimbangan dalam segala hal untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan.
Arogansi, keserakahan, dan tipu daya akan menarik Nemesis karena mengancam stabilitas seluruh tatanan.
Nemesis bekerja untuk menjaga keseimbangan halus yang mempertahankan cara kerja dunia. Bahkan kebahagiaan dan kesedihan pun harus dijaga keseimbangannya.
Orang Yunani percaya bahwa jiwa harus dimurnikan dan diuji dengan sejumlah penderitaan dan rasa sakit untuk benar-benar menghargai kebahagiaan.
Kebahagiaan yang meluap-luap sama berbahayanya bagi kesejahteraan seseorang, seperti halnya terlalu banyak kesedihan karena dapat membuat jiwa lemah dan rentan terhadap kerusakan.
Ketika kebahagiaan dialami dalam jumlah yang berlebihan, Nemesis bertanggung jawab untuk memastikan beberapa tingkat penderitaan dibawa untuk menyeimbangkannya. Dia tidak menyebabkan banyak rasa sakit kecuali untuk menyeimbangkan banyak kegembiraan.
Dia biasanya dikatakan sebagai putri Nyx, dewi primordial malam. Retribusi jarang datang di siang bolong, tetapi di saat-saat gelap dan pribadi dalam mitologi Yunani kuno.
Seringkali, pembalasan datang dengan jentikan cambuk roh. Salah satu simbol pengenalnya, dikatakan bahwa dia menggunakannya untuk menandai mereka yang akan dihukum nanti.
Di lain waktu, dia hanya melihat dan mencatat hal-hal yang dia lihat dan dengar. Bahkan jika dia tidak segera bertindak, perhatian Nemesis berarti bahwa kesialan akan datang pada akhirnya.
Zeus adalah dewa hukum tertinggi dan bertanggung jawab atas pembalasan yang benar dan menjaga ketertiban. Dia dan Nemesis berbagi banyak tugas.
Mungkin kepercayaan pada Nemesis mendahului kepercayaan Zeus. Namanya berarti "orang yang berurusan", tidak merujuk pada nasib baik atau buruk.
Gagasan tentang dewi pembalas dendam yang membagikan keberuntungan kepada yang adil dan nasib buruk kepada yang jahat mungkin muncul sebelum pandangan klasik tentang keseimbangan dan tatanan sosial.
Nemesis diadaptasi agar sesuai dengan kepercayaan baru di bawah dewa Olympusdalam mitologi Yunani kuno. Dalam prosesnya, dia menjadi sosok yang lebih negatif.
Kultus Nemesis
Rhamnos, sebuah kota di selatan Attica, adalah pusat kultus Nemesis. Pausanius, menulis Deskripsi Yunani pada abad ke-2 M, menceritakan sejarah patung marmer Nemesis yang indah yang dilihatnya di pelipisnya.
Menurut legenda setempat, marmer tersebut dibawa oleh tentara Persia selama upaya invasi mereka ke Yunani. Mereka berencana membuat trofi, dengan angkuh merencanakan kemenangan yang belum mereka raih.
Kehilangan bersejarah mereka di kota Marathon, sebagian adalah hasil karya Nemesis. Keangkuhan yang mereka tunjukkan dengan asumsi akan memenangkan pertempuran telah menarik perhatiannya. Nemesis pun telah menghukum mereka dengan kekalahan.
Untuk menghormati peran dewi mereka dalam mengalahkan Persia yang menyerang, orang-orang Rhamnos meminta salah satu seniman terbaik di zaman mereka mengukir patung dari marmer yang melambangkan kesombongan Persia.
Sebuah kota di Anatolia juga memuja Nemesis. Kota itu bernama Adrasteia, salah satu julukannya.
Mereka yang menghormati Nemesis memanggilnya sebagai dewi hukum dan keadilan yang memastikan bahwa setiap pria, baik yang baik maupun yang jahat, mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR