Adapun harga kopi liberika proses paling rendah mencapai 75 kali harga karet. “Full wash itu harga terendah dari kopi proses. Itu harganya Rp60 ribu per seratus gram. Berarti satu kilogramnya Rp600 ribu,” beber Rindoni.
Pada 2020, Rindoni menanam pohon kopi liberika lebih banyak lagi. Banyak warga Desa Prangat Baru juga mulai menanam kopi. Pada 13 Agustus 2020, para petani di desa itu membentuk Poktan Kapak Prabu.
Rindoni mengatakan setiap petani di kelompoknya setidaknya memiliki 2 hektare lahan perkebunan karet hibah. Dari tiap hektare lahan itu bisa ditanami 500 pohon kopi yang bisa menghasilkan biji kopi seberat 1 kilogram per pohonnya dalam sekali panen. Dalam setahun bisa ada dua kali musim panen.
“Petani tadi kan kemampuannya 2 hektare, 1.000 pohon, 2 ton kopi per tahun. Kalau kita ambil harga terendah yang Rp600 ribu per kilo, berarti Rp600 juta per satu musim,” tutur Rindoni.
Rindoni dengan optimistis menyebut potensi omzet petani kopi di Desa Prangat Baru, “Kalau satu tahun kan berarti Rp 1,2 miliar.”
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR