Masamune menjadikan Matagoro sebagai punggawa Klan Date. Dia memberinya nama Kayamori Mataemon—Kayamori sesuai nama kampung halaman Matagoro. Dan Mataemon sesuai nama umum Yagyu Munenori.
Masamune juga memberinya gaji turun-temurun dan kendali atas tempat pembuatan sake klan di Kastel Sendai yang baru dibangun. Mataemon melayani Masamune selama 52 tahun dan keturunannya melanjutkannya sampai tahun 1868.
Pembuat sake brilian untuk keluarga samurai di Kekaisaran Jepang
Kayamori Mataemon adalah pembuat sake yang brilian dan kreatif. Ia mampu menghasilkan 27 jenis liqueur.
Ke-27 varietas ini termasuk persembahan yang sudah dikenal seperti umeshu (prem) dan liqueur krisan, di samping sake biasa. Mereka juga menyajikan persembahan yang lebih langka, seperti liqueur stroberi dan liqueur lengkeng.
Dan di antara 27 jenisnya, mungkin yang paling menarik adalah bubuk alkohol yang disebut inro-shu. Sayangnya, inro-shu ini kemudian menghilang dari Kekaisaran Jepang.
Inro-shu diproduksi di tempat pembuatan alkohol di ketiga Kastel Sendai. Bubuk ini dibuat untuk dibawa oleh samurai yang bertempur sebagai bagian dari ransum mereka.
Penamaan minuman ini berasal dari wadah yang disebut inro. Wadah itu digantung di pinggang dan orang menggunakannya untuk membawa obat. Meskipun tidak ada perang baru di Kekaisaran Jepang hingga tahun 1860-an, samurai dari Klan Date dikerahkan untuk menjaga pantai. Inro-shu mungkin turut menemani samurai Date di sana.
Bubuk alkohol yang disimpan di dalam inro
Tapi seperti apa bubuk inro-shu ketika dilarutkan dan mengapa bubuk itu menghilang dari Kekaisaran Jepang?
Informasi tentang inro-shu bisa ditemukan di Sendai Bussan Enkaku, karya Yamada Kiichi, mantan punggawa Date. Buku tebal tersebut memperkenalkan produk lokal, termasuk makanan dan minuman, dalam konteks sejarahnya.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR