Di antara tugas administratif, Firaun juga mengadakan pertemuan dengan pejabat asing serta pejabat provinsi. Hal ini menjadi bagian dari tugas firaun untuk menjaga hubungan diplomatik dengan sekutu. Juga untuk memastikan kesetiaan dari kerajaan jajahan Mesir kuno.
Selain itu, Firaun berfungsi sebagai pemberi hukum tertinggi, memberlakukan dekrit, dan peraturan. Dekrit dan peraturan dibutuhkan untuk menjaga ketertiban dan keharmonisan di seluruh kerajaan.
Dalam kasus ekstrem, seperti pengkhianatan atau kejahatan terhadap kerajaan, Firaun mungkin akan memimpin sendiri kasus pidana tersebut.
Putusan mereka dianggap final dan mengikat. Firaun juga memiliki kekuatan untuk mengeluarkan pengampunan atau menjatuhkan hukuman berat, termasuk pengasingan, hukuman fisik, atau bahkan eksekusi.
Perintah Firaun memiliki bobot otoritas Ilahi. Penilaian mereka dihormati dan diikuti baik oleh bangsawan maupun rakyat jelata.
Menjalankan ritual dan ibadah
Di Mesir kuno, Firaun dipandang sebagai perantara antara alam fana dan alam ketuhanan. Keterlibatan dalam ritual dan ibadah seperti itu merupakan inti dari kehidupan seorang firaun Mesir.
Pemujaan pada dewa menjadi salah satu kewajiban utama Firaun. Dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, Firaun melakukan persembahan dan doa harian di tempat suci bagian dalam kuil. Mereka mencari bantuan dan bimbingan Ilahi.
Selain ritual harian, Firaun akan mencurahkan lebih banyak jadwal harian mereka untuk ibadah pada hari-hari khusus.
Mengawasi kuil
Firaun memainkan peran penting dalam pembangunan dan renovasi kuil yang didedikasikan untuk berbagai dewa dan dewi Mesir kuno. Mereka menghabiskan cukup banyak waktu untuk membantu merencanakan dan mengawasi berbagai proyek bangunan besar.
Beberapa Firaun menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang lain mengabdikan diri pada kepercayaan mereka. Sementara beberapa senang mengikuti status quo dan hanya melakukan apa yang diharapkan dari mereka.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR