Nationalgeographic.co.id—Membesarkan anak orang lain atau adopsi, mungkin bukan hal yang asing bagi manusia dengan berbagai macam alasan. Akan tetapi, beberapa spesies di dunia hewan ternyata juga melakukan adopsi anak dari individu hewan lain seperti manusia.
"Tindakan merawat bayi yang tidak berkerabat dan tidak memiliki induk mungkin muncul karena memberikan keuntungan evolusioner pada induk asuhnya," kata Michael Weiss, ahli ekologi perilaku dan direktur penelitian di Center for Whale Research di negara bagian Washington.
"Misalnya, adopsi dapat memberikan pengalaman pengasuhan yang berharga bagi betina yang tidak memiliki keturunan dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup anak mereka di masa depan," kata Weiss kepada Live Science.
Adopsi dapat terjadi dalam spesies yang sama di dunia hewan. Namun dalam beberapa kasus yang sangat langka dan membingungkan, ada adopsi antara spesies yang berbeda.
Dalam studi tahun 2021 di jurnal eLife, para peneliti meneliti efek kehilangan induk pada gorila gunung muda (Gorilla beringei beringei). Makalah studi itu diterbitkan dengan judul "Social groups buffer maternal loss in mountain gorillas".
Mereka menemukan bahwa anak yatim piatu di atas usia 2 tahun menjalin hubungan dengan anggota kelompok lain, terutama dengan pejantan dominan.
"Seekor gorila muda biasanya berbagi sarangnya pada malam hari dengan induknya, tetapi jika induknya mati atau meninggalkan kelompok, maka ia akan berbagi sarang dengan pejantan dominan," kata penulis utama studi Robin Morrison.
Morrison adalah seorang ahli ekologi perilaku di University of Zurich dan ilmuwan afiliasi Dian Fossey Gorilla Fund di Rwanda.
Gorila gunung hidup dalam kelompok sosial yang terdiri dari satu jantan dominan dan beberapa betina beserta keturunannya.
Terlepas dari apakah pejantan dominan adalah ayah dari bayi tersebut, perannya adalah untuk melindungi generasi berikutnya dari pembunuhan bayi oleh pejantan saingan.
"Kemampuannya untuk melakukannya dapat menentukan keberhasilan reproduksinya," kata Morrison.
Source | : | Live Science,Scientific Reports,ELife |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR