Para peneliti mendeskripsikan penculikan monyet Tibet berusia 3 minggu (Macaca thibetana) oleh seekor betina dari spesies yang sama.
Deskripsi tersebut dipublikasikan dalam sebuah makalah studi tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Primates dengan judul "Behavioral adaptation in an adoptive free-ranging female Tibetan macaque".
Betina tersebut memiliki dua anak sendiri ketika dia merebut bayi itu dari induknya, termasuk bayi berusia 1 bulan yang terus dia rawat di samping tawanan.
Penculikan di dunia hewan yang berubah menjadi adopsi mungkin menguntungkan betina dengan memohon dukungan atau bantuan sosial di masa depan, seperti perawatan.
Adopsi bawah air
Perilaku adopsi di dunia hewan ternyata tidak hanya dilakukan primata. Weiss mempelajari orca (Orcinus orca) di perairan sekitar Pacific Northwest dan barat Kanada yang juga melakukan hal sama.
"Semua betina, dan terutama betina yang belum memiliki anak, sangat terobsesi dengan bayi," katanya. "Tahun pertama kehidupan bayi adalah pusat perhatian mutlak bagi semua orca."
Pada tahun 2021, para peneliti di Islandia melihat, untuk pertama kalinya, seekor orca yang tampaknya telah mengadopsi bayi paus pilot (Globicephala).
Pada Juni 2023, para ilmuwan dengan Proyek Orca Islandia dibuat bingung oleh betina lain yang menunjukkan perilaku ini. "Kami mencoba menyatukan apa yang terjadi, tetapi kami yakin memiliki banyak pertanyaan," tulis mereka di Twitter.
Kasus-kasus ini adalah "misteri besar" karena para peneliti belum pernah melihat betina dewasa dari kedua spesies ini bersosialisasi. Sehingga itu menunjukkan bahwa orca mungkin telah menculik bayi paus.
Namun kata Weiss, orca adalah makhluk yang sangat cerdas di dunia hewan yang mungkin tidak pernah kita pahami sepenuhnya.
"Mereka memiliki otak yang besar dan kompleks seperti kita, dan mereka memiliki insting dan impuls, yang berarti bahwa mereka akan sering melakukan hal-hal yang benar-benar menarik dan tidak memiliki keuntungan langsung untuk bertahan hidup atau reproduksi," kata Weiss.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Live Science,Scientific Reports,ELife |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR