Nationalgeographic.co.id—Gelombang panas dan peristiwa cuaca di tahun 2023 telah memberikan pemahaman mengerikannya dampak perubahan iklim. Kita sepertinya harus siap untuk hidup di dunia yang panas dengan peristiwa cuaca yang semakin ekstrem.
Mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan adaptasi seperti kehidupan di bawah tanah untuk menghindari dampak perubahan iklim. Dikelilingi oleh massa batuan dan tanah yang menyerap dan menahan gelombang panas, ide itu mungkin masuk akal.
Suhu bawah tanah dapat tetap jauh lebih stabil tanpa perlu bergantung pada AC atau pemanas yang boros energi.
Tidak hanya mungkin untuk hidup di bawah tanah, manusia (dan hewan) sebenarnya telah hidup dengan nyaman di bawah tanah sepanjang sejarah.
Tapi apakah itu solusi yang layak untuk menghadapi krisis dampak perubahan iklim yang muncul?
Orang kulit putih di dalam lubang
Di kota pertambangan opal Coober Pedy di Australia Selatan, 60 persen populasi memanfaatkan efek ini dengan hidup di bawah tanah.
Nama Coober Pedy berasal dari frase Aborigin, kupa piti, yang berarti 'orang kulit putih di dalam lubang'.
Melalui musim panas 52 derajat Celcius yang menjerat, dan musim dingin yang membekukan 2 derajat Celcius, 'ruang galian' mereka mempertahankan suhu yang konsisten 23 derajat Celcius.
Tanpa perlindungan batu alami ini, AC musim panas akan sangat mahal bagi banyak orang. Di atas tanah, panasnya musim panas dapat menyebabkan burung berjatuhan dari langit dan peralatan elektronik rusak.
Namun, di bawah tanah, banyak penghuni memiliki pengaturan yang cukup mewah, dengan ruang lounge yang nyaman, kolam renang, dan ruang seluas yang mereka ingin ukir.
Rumah harus setidaknya 2,5 meter di bawah permukaan untuk mencegah atap runtuh. Terlepas dari pengaturan ini, keruntuhan mungkin kadang-kadang terjadi.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR