Nationalgeographic.co.id – Pada tahun 1274 SM, bangsa Het berperang melawan bangsa Mesir dalam salah satu pertempuran paling awal dalam sejarah, yaitu Pertempuran Kadesh.
Dipercaya juga bahwa Pertempuran Kadesh merupakan salah satu pertempuran kereta terbesar yang pernah terjadi di Timur Dekat Kuno, dengan lebih dari 5.000-6.000 kereta ambil bagian.
Apa Penyebab Pertempuran Kadesh?
Pertempuran Kadesh adalah hasil persaingan kepentingan Het dan Mesir di wilayah Kanaan dalam sejarah. Bagi orang Mesir, Tanah Kanaan sangat penting bagi keamanan dan kesejahteraan Mesir kuno secara keseluruhan.
Setelah dinasti asli Mesir mengusir Hyksos pada tahun 1550 SM, Firaun Kerajaan Baru melakukan kampanye di Kanaan dengan lebih agresif. Mereka berusaha merebut kembali wilayah pengaruh mereka yang hilang dan menciptakan zona penyangga yang akan mencegah penjajah mencapai Mesir sendiri.
Dengan memperluas perbatasannya, Mesir berkonflik dengan kerajaan kuat lainnya seperti Mitanni dan Asiria Kuno. Sebagai tanggapan, orang Mesir berusaha untuk memperluas zona penyangga mereka sampai mereka melakukan kontak langsung dengan orang Het.
Kerajaan Het mengandalkan beberapa jalur perdagangan melalui Suriah dan Kanaan untuk keamanan ekonomi kerajaan mereka.
Perdagangan dengan Mesopotamia sangat penting karena ini adalah pasar utama barang-barang Het. Jalur perdagangan ini memungkinkan bangsa Het mempertahankan kontak dengan sekutu mereka dan berperang melawan musuh-musuh mereka.
Penyerbuan Mesir di wilayah tersebut, tempat Mesir mendirikan garnisun baru, memperkuat garnisun yang sudah ada, dan menaklukkan kerajaan Amurru, bawahan Het, sehingga mengancam stabilitas Kekaisaran Het. Ketika tentara Het bergerak ke selatan, tujuan mereka adalah merebut kembali Amurru.
Komandan Mesir dan Het
Pasukan Mesir dipimpin oleh Ramses II (1303-1213 SM), Firaun ketiga dari Dinasti ke-19. Rameses adalah seorang pembangun hebat, yang proyek dan monumennya tersebar di tanah Mesir kuno dan Nubia. Dia juga seorang juru kampanye yang aktif memimpin ekspedisi ke Kanaan, Suriah, Nubia, dan Libya bersama dengan ekspedisi angkatan laut besar-besaran, dia menghancurkan armada bajak laut yang telah merusak pelayaran Mesir.
Terlepas dari semua kampanye ini, Ramses memerintah Mesir selama 66 tahun, menjadikannya salah satu Firaun yang paling lama memerintah ketika ia meninggal pada usia 90 tahun.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR