Arketipe Sistem
Peneliti menjelaskan, meskipun penelitian mereka hanya membahas satu LECZ saja, yaitu wilayah pesisir Pekalongan, namun penelitian mereka dapat menjadi kompas untuk memahami dinamika elemen-elemen yang saling terkait dalam LECZ.
Hasil mereka menunjukkan pola serupa antara Pekalongan dan kota-kota wilayah pesisir lainnya di seluruh dunia. "Oleh karena itu penelitian ini menawarkan temuan yang berguna untuk LECZ lainnya," menurut peneliti.
Studi ini juga membuktikan bahwa arketipe sistem adalah alat kualitatif yang menjanjikan di area perhubungan (nexus arena).
Arketipe sistem, seperti yang terlihat dalam penelitian ini, dapat memberi kita wawasan seperti mesin pertumbuhan (penguatan loop) dan trade-off (struktur Batasan Pertumbuhan).
Pada gilirannya, penelitian ini melengkapi penelitian-penelitian yang sudah ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian-penelitian serupa.
Selain itu, karena negara-negara berkembang seperti Indonesia biasanya memiliki data penelitian yang terbatas dan pendanaan penelitian yang terbatas, arketipe sistem merupakan alat yang cocok untuk menyelidiki elemen-elemen yang berhubungan.
Setelah studi ini, cara berikutnya adalah dengan menggunakan dan memperluas perangkat gratis dari studi lain. "Sehingga dapat menilai secara kuantitatif hubungan air, tanah, dan makanan dalam perubahan iklim di kota-kota pesisir," menurut para peneliti.
"Diharapkan penelitian selanjutnya adalah menyelidiki dampak perubahan iklim dan kelangkaan air di LECZ yang kritis seperti wilayah pesisir Pekalongan."
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Source | : | Scientific Reports |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR