Keberadaan gurita jantan dan betina dewasa, telur yang sedang berkembang, serta tukik gurita menunjukkan bahwa lokasi tersebut digunakan secara eksklusif untuk reproduksi. Tim tidak mengamati adanya individu berukuran sedang atau bukti makan apa pun. Gurita mutiara berkumpul di situs ini semata-mata untuk kawin dan bersarang.
Ketika peneliti dari Nautilus Live dan NOAA pertama kali menemukan Taman Gurita, mereka mengamati perairan yang "berkilauan". Fenomena ini terjadi ketika air hangat dan dingin bercampur, menunjukkan bahwa wilayah tersebut sebelumnya memiliki mata air panas yang tidak diketahui.
Berdasarkan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh para peneliti MBARI dan kolaboratornya mengonfirmasi bahwa sarang gurita berkumpul di celah-celah yang bermandikan mata air hidrotermal tempat air hangat mengalir dari dasar laut.
Suhu air sekitar pada kedalaman 3.200 meter adalah 1,6 derajat Celsius. Namun, suhu air di dalam celah di Taman Gurita mencapai hampir 11 derajat Celsius.
“Kemajuan teknologi dalam kemampuan kita mempelajari lautan telah membantu kita menemukan dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati yang luar biasa di berbagai lingkungan laut dalam. Seiring jejak aktivitas manusia yang menjangkau lebih dalam ke ekosistem laut,” ujar Barry.
“Kita perlu melindungi tidak hanya pembibitan gurita yang ditemukan di lautan California dan Kosta Rika, tetapi juga banyak kekayaan biologis lainnya yang masih belum ditemukan,” tegasnya.
Source | : | phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR