Berikut hasil yang diperoleh oleh masyarakat, setelah mencoba menanam jenis tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dari hasil wawancara, masyarakat yang telah menanam ubi kayu (Manihot esculenta), memperoleh harga komoditas ubi kayu berkisar antara Rp400- 600/kg untuk ubi kayu mentah dan Rp2.000/kg untuk ubi kayu gaplek. Sementara, jengkol (Archidendron pauciflorum) dapat mencapai Rp10.000/kg.
Untuk mendukung agroforestri di Riau, Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan Rimba Satwa Foundation (RSF). Program tersebut dijalankan di "Base Camp Rehabilitasi Rumah Kompos dan Pembibitan" di Kecamatan Mandau, Duri.
Lokasi nursery atau persemaian ini agak jauh dari jalan utama dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Perlu melewati jalan setapak sekitar 100 meter untuk mencapai lokasi.
Setibanya di sana, kita akan disambut suasana asri nan meneduhkan. Di petak-petak persemaian yang dipayungi paranet, banyak tanaman hijau menyegarkan mata yang ditata rapi.
Di sinilah bibit-bibit agroforestri dirawat, sebelum akhirnya dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
Ridho Ilahi, anggota RSF, menerangkan bahwa ada ada bibit-bibit yang dibenihkan sendiri dan ada yang berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Sungai (BPDAS), Pekanbaru.
Jenis tanaman yang digunakan adalah petai, durian, matoa, jengkol, dan kopi. Sementara untuk jenis tanaman hutan ada pulai dan mahoni.
Agroforestri yang diinisiasi PHR dan RSF telah diaplikasikan di lanskap koridor Balai Raja–Giam Siak Kecil, Provinsi Riau.
Hingga saat ini, sebagian masyarakat yang berada di perlintasan jalur gajah, sangat mendukung program agrofestri. Berdasarkan laporan dari laman Rimba Satwa Foundation, sekitar 40 KK warga pemilik lahan di lokasi-lokasi tersebut ikut mengambil bagian.
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR