Meskipun Kaisar Langit menyayangi cucu-cucunya, tidak ada alasan bagi matahari untuk menimbulkan bencana bagi bumi. Akhirnya, dia memberi izin pada Hou Yi untuk melakukan apa yang harus dilakukan.
Ia membekali dirinya dengan busur besar yang terbuat dari tulang harimau dan anak panah yang terbuat dari urat naga. Pertama, Hou Yi membunuh monster yang meneror pedesaan. Setelah selesai, dia naik ke puncak gunung yang tinggi untuk menghadapi matahari secara langsung.
Sebelum mulai menembak, Hou Yi memberikan peringatan terakhir kepada matahari dan memohon agar mereka kembali ke istana Kaisar Langit. Ketika mendengar peringatan ini, matahari justru menjulurkan lidahnya ke arah Hou Yi. Mereka menyuruhnya untuk mengurus urusannya sendiri.
Hou Yi menarik kembali busurnya dan melepaskan sembilan anak panah ke matahari. Dalam sekejap, sembilan di antaranya jatuh dari langit. Matahari yang tersisa sangat ketakutan sehingga dia lari dan bersembunyi di dalam gua.
Bumi kini terjerumus ke dalam kegelapan dan dingin yang tak tertahankan. Setiap makhluk hidup di planet ini memohon agar matahari terakhir muncul. Namun dia sangat takut pada Hou Yi sehingga dia menutup telinganya dan mengabaikan permohonan manusia.
Setelah semua orang mencoba membujuk matahari untuk terbit, ayam jantan naik ke atas tempat bertenggernya dan berteriak, “Gege! Gege!” Gege berarti kakak laki-laki.
Suara ayam jago yang nyaring itu menjangkau matahari dan akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari guanya. Kini, setiap kali ayam jantan berkokok di pagi hari, matahari terbit menyambutnya.
Chang'e meminum ramuan keabadian
Sebagai imbalan atas jasanya, Xiwangmu memberi Hou Yi sebotol ramuan keabadian. Bila meminumnya, Hou Yi dapat kembali ke istana Kaisar Langit sebagai dewa. Hadiah itu membuat Hou Yi ragu. Meskipun ingin menjadi abadi, dia tidak tega untuk meninggalkan istrinya Chang’e sendirian. Hou Yi pun menyembunyikan ramuan itu sambil mempertimbangkan keputusannya.
Namun, sebelum Hou Yi mengambil keputusan, Chang'e mencuri botol itu darinya. Istrinya meminum isi botol tersebut dan melarikan diri ke bulan untuk menghindari murka suaminya.
Hou Yi sangat kesal dengan istrinya sehingga dia mengarahkan panah ke bulan untuk menembak jatuh istrinya. Akan tetapi pada akhirnya, Hou Yi tidak sanggup melakukannya.
Setelah beberapa waktu dan kemarahannya mereda, Hou Yi mulai meninggalkan makanan dan buah-buahan favorit Chang’e setiap malam. Hal itu dilakukannya untuk menunjukkan bahwa ia telah memaafkannya.
Tindakan Hou Yi memulai sebuah tradisi yang berlanjut hingga era modern. Bahkan saat ini, orang-orang meninggalkan persembahan bagi Chang’e selama festival Pertengahan Musim Gugur tahunan.
Dalam mitologi Tiongkok, Hou Yi dan Chang'e dikisahkan bertemu setiap tanggal 15. Hou Yi melakukan perjalanan dari istana matahari ke istana bulan yang dia bangun untuk istrinya.
Legenda Hou Yi dan Chang’e adalah salah satu legenda paling terkenal dalam mitologi Tiongkok. Kisah mereka merupakan bagian integral dari festival Pertengahan Musim Gugur. Di Tiongkok dan wilayah Asia lainnya, keduanya dianggap sebagai sepasang kekasih yang bernasib kurang beruntung.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR