Menaksir kebakaran Gunung Bromo
Kebakaran Gunung Bromo berimbas kepada terhentinya sejumlah aktivitas pariwisata. Lima hari di antara kebakaran kedua dan ketiga, Balai Besar TN BTS mencatat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri mencapai 5.658 orang. Angka ini setara rata-rata sekitar 1.130 pengunjung dalam sehari.
Secara pendapatan, Balai Besar TN BTS menerima pendapatan lebih dari Rp171 juta atau rata-rata Rp34 juta dalam sehari. Septi mengatakan, kerugian akibat kebakaran Gunung Bromo dapat ditaksir mencapai Rp112 juta lebih selama empat hari.
Angka itu dirumuskan dari angka kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang semestinya dapat masuk. Tiket masuk per orang untuk wisatawan lokal pada hari kerja adalah Rp29.000 dan Rp34.000 pada akhir pekan. Sedangkan wisatawan asing per orangnya dikenakan tiket masuk Rp220.000 pada hari kerja, dan Rp320.000 pada akhir pekan.
Kerugian pun berdampak pada usaha kecil menengah seperti pemandu, penginapan, penjual cendera mata (seperti kupluk, syal, dan jajanan), dan jasa transportasi (seperti jip, kuda, dan ojek).
Hanya saja pada kasus kebakaran Gunung Bromo Agustus—September ini, masih belum terungkap jelas dampak kerugian masyarakat.
Kita mungkin dapat memperkirakan dengan adanya sekitar lebih dari 400 penginapan di kawasan wisata Gunung Bromo. Harga penginapan mulai dari tingkat ekonomis hingga mewah yang ditaksir sekitar Rp200.000 dan Rp900.000 per malam. Selama kebakaran Gunung Bromo ketiga, akses wisata pun ditutup total sehingga banyak penginapan yang tidak beroperasi.
Studi dari Institut Pertanian Bogor tahun 2016 mengungkapkan, pendapatan terbesar untuk lokasi wisata Gunung Penanjakan yang merupakan salah satu kawasan wisata Gunung Bromo adalah unit pemandu wisata.
Dalam setahun, rata-rata pemandu wisata dapat menghasilkan lebih dari Rp90 miliar. Sementara, untuk jasa penyewaan jip dalam setahun untuk destinasi wisata Gunung Penanjakan di Gunung Bromo lebih dari Rp3 miliar.
Namun, total dampak ekonomi dari destinasi Gunung Penanjakan adalah sebesar Rp9 miliar per tahun pada 2016. Angka ini sudah termasuk pengeluaran dan pendapatan pada sektor jasa pemandu, jip, dan penjual cendera mata.
Kerugian kebakaran Gunung Bromo belum termasuk dengan hancurnya vegetasi dan ekosistem habitat satwa liar. Upaya ini memerlukan uang yang harus dikeluarkan dari APBD yang tidak sedikit.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR