Nationalgeographic.co.id - Sebuah makalah studi yang terbit di jurnal Nature memperingatkan bahwa naiknya air laut akan menghancurkan habitat pesisir, berdasarkan bukti dari Zaman Es terakhir.
Sekitar 17.000 tahun yang lalu Anda bisa berjalan kaki dari Jerman ke Inggris, dari Rusia ke Amerika, dari daratan Australia ke Tasmania. Permukaan laut sekitar 120 meter lebih rendah dibandingkan saat ini.
Namun, seiring berakhirnya Zaman Es terakhir, permukaan air laut meningkat dengan cepat rata-rata satu meter dalam satu abad.
Sebagian besar habitat pesisir musnah. Pemulihannya membutuhkan waktu ribuan tahun.
Kenaikan permukaan air laut yang cepat dan penurunan habitat pesisir akan terjadi lagi jika tingkat pemanasan meningkat melebihi target Perjanjian Paris, demikian peringatan tim peneliti global yang dipimpin oleh Macquarie University.
Mereka mengatakan bahwa hutan mangrove, rawa-rawa, terumbu karang, dan pulau-pulau karang sangat penting untuk melindungi garis pantai, memerangkap karbon, memelihara ikan-ikan muda, dan membantu kelangsungan hidup jutaan penduduk pesisir.
Dalam makalah studi tersebut, para peneliti yang berasal dari 17 institusi di Australia, Singapura, Jerman, Amerika Serikat, Hong Kong dan Inggris, melaporkan bagaimana habitat pesisir menyusut dan beradaptasi seiring dengan berakhirnya Zaman Es terakhir. Mereka juga memberi gambaran prediksi kenaikan permukaan laut abad ini.
“Ekosistem pesisir ada di pertemuan lautan kita dengan daratan, termasuk hutan mangrove, rawa-rawa pesisir, dan pinggiran pulau-pulau karang berpasir—daerah dataran rendah yang tergenang dan terkuras oleh air asin pasang surut,” kata Profesor Neil Saintilan dari Macquarie University di Sydney, spesialis lahan basah pesisir yang jadi penulis utama studi ini, seperti dikutip dari Macquarie University.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa habitat pesisir ini kemungkinan dapat beradaptasi terhadap kenaikan permukaan air laut pada tingkat tertentu, namun akan mencapai titik kritis setelah kenaikan permukaan laut yang dipicu oleh pemanasan global lebih dari 1,5 hingga 2°C."
“Tanpa mitigasi, kenaikan permukaan air laut berdasarkan proyeksi perubahan iklim saat ini akan melebihi kemampuan habitat pesisir seperti hutan mangrove dan rawa pasang surut untuk melakukan penyesuaian, sehingga menyebabkan ketidakstabilan dan perubahan besar pada ekosistem pesisir.”
Mangrove tumbuh di daerah tropis, terutama di Bangladesh, Asia Tenggara, Australia bagian utara, Afrika khatulistiwa, dan Amerika dengan garis lintang rendah. Koloni mangrove yang lebih kecil dapat ditemukan lebih jauh ke selatan, seperti di Taman Olimpiade Sydney, dan Towra Point di Botany Bay, yang terdaftar sebagai kawasan penting secara internasional berdasarkan Konvensi Ramsar.
Rawa pesisir tumbuh di zona intertidal yang jauh dari garis khatulistiwa, paling umum terjadi di sepanjang pantai Atlantik di Amerika Utara dan Eropa Utara. Australia memiliki lebih dari satu juta hektare rawa pesisir, yang paling banyak ditemukan di Northern Territory, Queensland, dan Australia Barat, serta merupakan kawasan hutan mangrove tertinggi ketiga di dunia, setelah Indonesia dan Brasil.
Source | : | Macquarie University |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR