Argos Panoptes adalah pilihan yang cukup bagus untuk seorang wali, mengingat kemampuannya dalam melihat segalanya. Cerita bermula ketika Hera mencurigai Zeus berselingkuh lagi. Kali ini dengan seorang wanita fana, bernama Io.
Mengetahui bahwa istrinya mengawasinya setelah perselingkuhannya dengan berbagai dewi, Zeus berusaha menyembunyikan wanita manusia itu dari pandangan Hera.
Zeus dalam usahanya mendekati Io, menyuruh Hermes untuk menyamar sebagai penggembala dan membuat Argus tertidur. Begitu dia tertidur, Hermes membunuhnya dengan batu.
Untuk mengalihkan kecurigaan, Zeus mengubah Io menjadi sapi putih. Namun, ketika Hera meminta sapi itu sebagai hadiah, Zeus tidak punya pilihan selain memberikannya atau dia akan tahu Hera berbohong.
Hera masih tidak mempercayai suaminya, jadi dia mengikat Io di pelipisnya. Dia memerintahkan Argus Panoptes untuk menjaga sapi mencurigakan itu sepanjang malam.
Zeus tidak bisa menyelamatkan Io sendiri. Jika Argus Panoptes melihatnya, Hera akan marah besar padanya. Sebaliknya, dia meminta bantuan Hermes dan menyamar sebagai seorang gembala yang mencari perlindungan di kuil pada malam hari. Dia membawa kecapi kecil, alat musik ciptaannya.
Dewa pembawa pesan berbicara dengan Argus beberapa saat dan kemudian menawarkan untuk memainkan sebuah lagu. Namun, kecapinya terpesona, sehingga musiknya membuat Argus tertidur.
Saat Argus memejamkan mata, Hermes bisa saja menyelinap lewat. Namun dia khawatir ketika musik berakhir, raksasa itu akan bangkit kembali.
Kemudian, Hermes membunuh Argus Panoptes saat dia tidur. Dia menghancurkan tengkoraknya dengan batu yang berat, pembunuhan pertama di antara para dewa Olympian.
Ketika Hera pergi ke kuilnya di pagi hari, dia menemukan Io telah pergi dan pelayannya yang setia telah meninggal. Dia tahu bahwa suaminyalah yang patut disalahkan.
Menurut beberapa versi cerita dalam mitologi Yunani, Hera memperingati Argus Panoptes dengan burung sucinya. Raksasa itu sangat waspada karena dia mempunyai seratus mata. Bahkan ketika beberapa tutup, yang lain selalu waspada.
Hera menempatkan seratus mata Argus Panoptes di ekor burung merak. Pola bulu ekor burung yang berbeda menjaga seratus mata Argus Panoptes selamanya.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR