Nationalgeographic.co.id—Yunani memiliki banyak sejarah dan mitologi yang menarik, termasuk di pulau-pulau Lichadonisia yang mistis dan eksotis. Rangkaian pulau-pulau Lichadonisia yang mistis ini memiliki asal usul yang menarik dalam mitologi Yunani.
Pulau-pulau Lichadonisia terletak di timur laut Evia, di Teluk Evia Utara. Banyak kisah magis yang memikat tentang terciptanya kompleks pulau tersebut, dan semakin menambah daya tarik ketujuh pulau dan pulau kecil tersebut.
Evia atau Euboea, adalah pulau terbesar kedua di Yunani setelah Kreta. Bersama Lefkada di Laut Ionia, pulau ini merupakan salah satu dari dua pulau yang terhubung ke daratan melalui jembatan.
Evia terkenal dengan pegunungannya yang tinggi, alamnya yang subur, desa-desa tradisional, pantai berpasir, dan kehidupan malam yang semarak di bar-barnya di sepanjang pantai.
Pulau Evia adalah salah satu pulau terindah di Yunani. Namun, promosinya tidak sesering saudaranya yang lebih glamor di Laut Aegea.
Chalkida, atau Chalkis, adalah kota utama Evia, dan terhubung ke daratan melalui dua jembatan, jembatan lama dan jembatan baru. Perjalanan mudah dari Athena menjadikannya favorit wisatawan Yunani.
Meski demikian, pulau-pulau eksotis Lichadonisia tetap menjadi bagian surga Yunani yang kurang dikenal. Pulau-pulau ini menawarkan pengalaman mistis, pasir yang alami dan lanskap yang eksotis.
Asal usul kepulauan Lichadonisia
Menurut legenda, pahlawan Herakles memenangkan pengantinnya, Deianira sebagai hadiah pertempuran. Herakles adalah pahlawan dalam mitologi Yunani yang namanya kemudian diromanisasi menjadi Hercules.
Saat Deianira sedang dalam perjalanan menuju suami barunya dengan perahu, tukang perahu yang merupakan seorang centaur bernama Nessus mencoba memperkosanya.
Herakles melihat serangan itu dari garis pantai dan menembakkan panah beracun ke centaur itu. Kemudian saat Nessus sekarat, dia menyuruh Deianira untuk mengambil darah dari ekornya untuk memastikan suaminya tetap setia padanya.
Seiring waktu, Deianira percaya bahwa suaminya selingkuh. Jadi dia mengiriminya jubah beracun sebagai hadiah bersama pelayannya Lichas. Nama Lichas inilah yang menjadi asal usul nama Lichadonisia.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR