Setelah penguasa meninggal, kepemilikan situs tersebut diserahkan kepada penerus keluarga Pachacuti. Situs ini ditinggalkan oleh suku Inca sesaat sebelum Pizarro dan penjajah Spanyol tiba di Amerika Selatan, yang tidak pernah menemukannya secara sengaja.
Penguasa Inca meninggal pada tahun 1471 M dan, sesuai keinginannya, suku Inca berduka selama satu tahun penuh.
Mereka kemudian mengadakan perayaan selama sebulan atas pemimpin besar mereka. Barang-barang pribadinya diarak ke seluruh penjuru kekaisaran Inca, pertempuran tiruan diadakan di Cuzco, dan 2.000 llama dikorbankan.
Seribu lebih llama dikorbankan di seluruh kekaisaran. Demikian pula anak-anak dikorbankan di semua tempat yang pernah dikunjungi penguasa semasa hidupnya.
Pachacuti dimumikan dan mungkin dimakamkan di kuil yang dikenal sebagai Patallacta di Kenko (Q'enqo') di ketinggian di atas Cuzco.
Bahkan setelah kematian, Pachacuti tetap dihormati dan muminya (mallki), bersama dengan penguasa masa lalu lainnya, secara teratur diajak jalan-jalan ke dunia luar.
Ia diberi makan secara ritual dan bahkan, kadang-kadang, menjadi tempat konsultasi pada saat terjadi perselisihan politik.
Selain itu, rambut dan kuku Pachacuti dimasukkan ke dalam patung suci dirinya, dan pondok berburu batu besar Pachacuti di Tambo Machay, tepat di atas Cuzco yang dijadikan situs suci atau huaca.
Dalam arsip resmi Kekaisaran Inca Pachacuti sangat dihormati karena status dan prestasinya. Sehingga hampir semua perkembangan signifikan dalam kenegaraan dan kekaisaran Inca dikreditkan ke Pachacuti.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR