Namun orang-orang tidak hanya bepergian ke Inggris Anglo-Saxon. Pria dan wanita Anglo-Saxon juga menjadi pemandangan umum di daratan Eropa.
Bangsawan dan rakyat jelata sering melakukan ziarah yang berbahaya ke Roma dan bahkan lebih jauh lagi dari itu.
Sebuah catatan bahkan masih ada mengenai para pengamat yang mengeluh tentang sebuah biara di kerajaan Charlemagne. Biara itu dijalankan oleh seorang kepala biara Inggris bernama Alcuin.
"“Ya Tuhan, bebaskan biara ini dari orang-orang Inggris yang datang mengerumuni rekan senegaranya seperti lebah yang kembali ke ratunya," tertulis dalam catatan tersebut.
Penyangkalan Zaman Kegelapan
Beberapa bukti mungkin sering digunakan untuk menyangkal pandangan Petrarch, bahwa Abad Pertengahan adalah Zaman Kegelapan dalam bidang sastra dan pengetahuan.
Menurut sebagian sejarawan, zaman ini adalah masa di mana sastra didorong dan dihargai tinggi, terutama oleh kalangan atas masyarakat dalam sejarah Abad Pertengahan Awal.
Istilah 'Zaman Kegelapan' semakin banyak digunakan pada masa Pencerahan abad ke-18, ketika banyak filsuf merasa dogma agama pada periode Abad Pertengahan tidak cocok dengan 'Zaman Logika' yang baru.
Mereka memandang Abad Pertengahan sebagai Abad yang ‘kelam’ karena kurangnya catatan, dan peran sentral dari agama yang terorganisir. Kondisi tersebut kontras dengan periode yang lebih terang yaitu zaman kuno dan Renaisans.
Selama abad ke-20, beberapa sejarawan menolak istilah tersebut, dengan alasan bahwa terdapat cukup banyak ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang Abad Pertengahan Awal. Sehingga penggunaan istilah itu mungkin tidak cukup tepat.
Namun, istilah ini masih digunakan dalam budaya populer dan sering disebut-sebut. Istilah Zaman Kegelapan juga dianggap tidak lagi relevan dan bersifat merendahkan.
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR