Nationalgeigraphic.co.id—Typheus adalah monster terbesar dan paling mengerikan dalam mitologi Yunani yang dilahirkan Hera untuk balas dendam. Hera murka karena suaminya, Zeus melahirkan Athena tanpa keterlibatan apa pun darinya.
Typheus memiliki tubuh yang sangat besar, tinggi, dengan wajah brutal, dan memiliki sayap. Ia juga memiliki kepala ular yang tak terhitung jumlahnya sebagai pengganti tangan, dan tubuh bagian bawah terbuat dari ular melingkar.
Matanya memancarkan api, dan batu-batu api jatuh dari mulutnya. Typheus juga memiliki sifat yang kejam dan ditakuti.
Dalam mitologi Yunani, Typheus diyakini juga sebagai putra Gaia (Bumi) dan Tartarus (Wilayah Neraka). Sementara dalam syair Homer untuk Apollo, ia disebutkan sebagai putra Hera.
Typheus jatuh cinta dengan Echidna, makhluk setengah wanita, setengah ular. Setelah mengawininya, mereka bersama-sama akan memiliki banyak anak yang mengerikan.
Mitos paling terkenal yang terkait dengan Typheus adalah pertarungannya dengan Zeus dan para dewa Olympian, saat ia berusaha untuk menguasai para dewa dan manusia. Typheus juga dikaitkan dengan Set dari mitologi Mesir kuno dan mitos Timur Dekat lainnya.
Kelahiran & Keluarga
Pada versi lain, meski bukan disebutkan sebagai anak Hera, Typheus tetap dilahirkan sebagai perwujudan balas dendam.
Gaia melahirkannya sebagai balas dendam atas kehancuran anak-anaknya (raksasa). Gaia tidur bersama Tartarus dan melahirkan Typheus di sebuah gua di Kilikia.
Namun, dalam syair Homer untuk Apollo, kelahiran Typheus sangat berbeda. Dia adalah putra Hera, yang marah karena Zeus melahirkan Athena tanpa keterlibatan apa pun darinya.
Hera memohon agar Gaia, Uranus, dan para Titan memberinya seorang putra yang lebih perkasa dari Zeus. Dia hamil setelah dia memukul bumi dengan tangannya.
Dia tinggal di kuilnya dan menerima persembahan kepadanya. Setelah berbulan-bulan berlalu, dia melahirkan Typheus yang kejam dan ditakuti.
Hera memberikan Typheus kepada naga Python untuk dibesarkan, dan mereka berdua mendatangkan malapetaka di dunia manusia.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR