Nationalgeographic.co.id—Kapankah manusia sudah mulai menulis? Tulisan atau gambar hasil coretan tangan manusia, menurut para ahli sejarah mungkin telah berkembang secara mandiri setidaknya di empat peradaban kuno: Mesopotamia (antara 3400 dan 3100 SM), Mesir (sekitar 3250 SM), Tiongkok (1200 SM), dan daerah dataran rendah Mesoamerika (pada 500 SM).
Mereka biasanya menggunakan bantuan sebuah alat terbuat dari perunggu ataupun tulang yang digunakan untuk menggaruk permukaan tablet tanah liat lembap membentuk gambar, sketsa, ataupun aksara-aksara tertentu yang mewakili apa yang ada di pikiran mereka saat membuatnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, alat yang digunakan untuk menulis pun mengalami banyak sekali perubahan, terutama alat tulis yang menggunakan tinta.
Asal muasal tinta sendiri, masih diperdebatkan secara luas, namun sebagian besar orang sepakat bahwa peradaban Tiongkok dan Mesir kuno mulai mengembangkan tinta dari partikel karbon sekitar 2500 SM. Artinya, manusia telah menggunakan tinta hampir terus menerus selama lebih dari 4.000 tahun, dan ketergantungan kita pada tinta masih jauh dari berkurang hingga saat ini.
Orang Mesir mengembangkan bentuk tulisan dengan gambar. Untuk menulis pada gulungan papirus, para juru tulis ini menggunakan kuas buluh tipis atau biasa disebut pena buluh.
Bangsa Romawi telah mengembangkan bentuk tulisan, yaitu mereka menuliskannya pada lembaran-lembaran lilin tipis (di atas tablet kayu). Bangsa Romawi menggunakan stylus logam. Ketika mereka tidak lagi membutuhkan tulisan itu, mereka menggosoknya dengan ujung stylus yang rata.
Sementara di Asia, para ahli Taurat menggunakan stylus perunggu.
Penggunaan alat tulis tinta, atau kita mungkin mengenalnya dengan sebutan pena, sebenarnya berasal dari akhir abad ke-19 ketika paten diambil oleh John Loud pada tahun 1888 untuk produk penanda kulit dan pada tahun 1916 oleh Van Vechten Riesberg. Namun tidak satu pun dari Paten ini yang dieksploitasi secara komersial.
“Penemuan saya terdiri dari reservoir atau pena yang lebih baik, yang sangat berguna, antara lain, untuk menandai permukaan kasar seperti kayu, kertas kado kasar, dan barang lain yang tidak dapat digunakan dengan pena biasa,” tulis John J Loud, dalam pengajuan patennya pada tahun 1888.
Pena adalah sesuatu yang bergaya tetapi berantakan dan tidak praktis. Penggantian mereka merupakan sebuah kejeniusan desain yang tepat pada waktunya untuk era produksi massal.
Untuk mengatasi ‘kecelakaan berantakan’ yang sering dialami oleh pengguna yaitu saat tinta bocor, noda, dan noda tinta yang menggenang, para penemu berusaha keras mencari desain-desain baru.
Source | : | Britanicca,BBC |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR