Menurut Anda bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan sampah laut dari Indonesia ini?
Satu-satunya solusi berkelanjutan terhadap masalah ini adalah (1) mengurangi produksi plastik sekali pakai, dan (2) menghentikan sampah memasuki sungai dan laut. Misalnya, sebuah penelitian baru-baru ini menggunakan satelit untuk mengidentifikasi lebih dari 300 kumpulan sampah di Indonesia, yang banyak di antaranya meluap ke saluran air terdekat. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah yang dilaporkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan OpenStreetMap, yang menunjukkan bahwa terdapat banyak “tempat pembuangan sampah informal berskala kecil” yang tidak diatur.
Tempat pembuangan limbah idealnya ditempatkan jauh dari saluran air, tetapi jika hal ini tidak memungkinkan, penting agar saluran tersebut tidak meluap, dan harus memiliki penutup yang memadai serta didukung secara struktural untuk mencegah kebocoran limbah. Beberapa perusahaan (misalnya The Ocean Cleanup) sedang mengembangkan teknologi untuk mencegah sampah plastik di sungai. Mungkin ini adalah bagian dari solusi, tetapi kekhawatiran saya adalah bahwa investasi pada 'solusi' teknologi ini akan mengalihkan dana dari penyelesaian akar permasalahan (produksi plastik sekali pakai yang tidak berkelanjutan, dan pengelolaan limbah yang tidak memadai).
Apakah ada pesan khusus dari Anda untuk pemerintah Indonesia menyoal permasalahan sampah plastik laut ini?
Penting juga bahwa pendekatan kita dalam mengatasi polusi plastik laut bersifat internasional dan adil. Saat ini negosiasi mengenai Perjanjian Plastik Global sedang berlangsung, dan penting untuk menyediakan dana untuk membantu negara-negara seperti Indonesia dalam meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah. Penting agar hal ini tidak berubah menjadi 'permainan saling menyalahkan', karena banyak negara yang merupakan sumber utama pencemaran laut berada dalam situasi ini karena (1) kurangnya dana untuk pengelolaan limbah, dan (2) kondisi geografi negara mereka.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR