Nationalgeographic.co.id—Setiap tahunnya, penyedia layanan musik Spotify menghadirkan Spotify Wrapped. Fitur ini membuat pengguna mengetahui tren lagu apa saja yang didengarkannya selama setahun. Melalui Wrapped, para pengguna bisa membagikan karakter daftar putarnya selama setahun ke media sosial.
Setiap November akhir, di mana para pengguna membagikan daftar Wrapped mereka selama setahun, daftar musik yang didengar mungkin berbeda-beda. Beberapa orang mungkin lebih suka mendengar karya musisi pop seperti Taylor Swift, ada pula yang cenderung mendengarkan genre indie seperti .Feast.
Namun musik bukan sekadar hiburan biasa untuk mengisi aktivitas. Ternyata, menurut sebuah penelitian, berbagai musik yang sering diputar oleh setiap individu bisa menggambarkan karakteristik moral. Penelitian tersebut diungkap oleh tim ilmuwan di Queen Mary University of London dan ISI Foundation di Italia lewat makalah di PLOS ONE pada 29 November 2023.
“Temuan kami mengungkapkan bahwa musik bukan sekadar sumber hiburan atau kesenangan estetis; musik juga merupakan media kuat yang mencerminkan dan membentuk kepekaan moral kita,” kata Vjosa Preniqi, penulis utama penelitian dari Centre for Digital Music, Queen Mary University of London, dikutip dari sebuah pernyataan.
“Studi kami memberikan bukti kuat bahwa preferensi musik dapat berfungsi sebagai jendela menuju nilai-nilai moral seseorang,” kata Charalampos Saitis, salah satu penulis senior studi tersebut dan dosen di tempat yang sama dengan Preniqi.
Dalam temuannya, para peneliti menjelaskan bahwa hubungan sifat psikologis seseorang dan preferensi musik yang didengarkan adalah hal yang umum. Sifat psikologis kita juga sangat menentukan dalam rekomendasi musik, meningkatkan strategi komunikasi, dan bahkan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan.
Sifat psikologis ini pada akhirnya membentuk perspektif seseorang yang berdampak signifikan secara moral. Dampak dari sifat psikologis yang berdasarkan preferensi musik, pada ujungnya membuat seseorang terpengaruh untuk mengambil keputusan atau mengevaluasi situasi sosial di sekitarnya.
Nilai moral dari balik lirik dan irama
Agar mencari tahu hasilnya, para ilmuwan mengumpulkan data lebih dari 1.400 orang. Data ini berisi jawaban kuesioner para peserta berupa nilai-nilai moral dan informasi tentang artis favorit mereka dari halaman suka (page likes) di Facebook.
Dari artis favorit tersebut, para peneliti menganalisis lirik dari lima musik teratasnya. Semua musik ini pun sudah ditentukan sendiri oleh para peserta.
Selain itu, guna mengetahui nilai moral pendengar, tim penelitian mengekstraksi musik-musik mereka dengan algoritme. Data yang juga diambil termasuk fitur audio tingkat rendah yang disediakan oleh layanan musik seperti Spotify. Dari sini, para peneliti mendapati bahwa musik, yang terdiri dari lirik dan audio, dapat memperkirakan moral seseorang.
Di dalam musik, elemen seperti nada dan timbre (warna suara) menjadi pendukung penting beberapa nilai moral seperti rasa kepedulian dan keadilan (simpati). Sementara nilai moral seperti kesetiaan, kepatuhan, dan kemurnian disebabkan oleh emosi yang disampaikan dalam lirik.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR