Natiopnalgeographic.co.id—Herodes I, atau Herodes Agung, adalah raja Yudea yang memerintah sebagai rekan Kekaisaran Romawi. Sebagai tokoh sejarah, ia mendapatkan predikat abadi sebagai 'pembantai orang tak berdosa’. Di dalam Alkitab, Herodes mengeluarkan perintah untuk membunuh bayi Yesus.
“Namun, Herodes adalah seorang administrator yang berbakat,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia. Selama 33 tahun masa pemerintahannya, ia bertanggung jawab atas banyak pekerjaan bangunan besar termasuk pembangunan kembali Kuil Yerusalem. Ia pun membangun beberapa saluran air dan benteng besar yang dikenal sebagai Herodium.
Para sejarawan telah menilai kembali reputasi negatif yang telah lama melekat pada tokoh ini. Bagaimana kisah hidupnya?
Aksesi ke takhta
Herodes adalah sekutu dekat Kekaisaran Romawi, namun perjalanannya menuju takhta tidaklah mudah. Ayahnya, Antipater, orang Iduma, mengangkatnya menjadi gubernur Galilea pada tahun 47 SM.
Setelah kematian ayahnya, terjadilah periode pertikaian yang melibatkan saudaranya dan berbagai faksi Kekaisaran Romawi. Pada tahun 40 SM, Parthia menyerang Suriah dan Palestina, sekaligus merebut Yerusalem. Saudara laki-laki Herodes ditawan dan bunuh diri tidak lama kemudian. Herodes terpaksa mengungsi ke Roma dan Antigonus dari Dinasti Hasmonean dilantik sebagai penguasa di Yerusalem.
Di Roma, Herodes mendapat dukungan dari Oktavianus dan Mark Antony. Dengan dukungan mereka, Senat dibujuk untuk mengangkat Herodes sebagai Raja Yudea. Namun dalam praktiknya, hal ini tidak menyelesaikan masalah Antigonus dan Parthia. Oleh karena itu Mark Antony dikirim ke wilayah tersebut dan dia dengan cepat menyelesaikannya.
Mark Antony memaksa Parthia kembali ke sisi timur Sungai Efrat. Sementara itu, Herodes, dengan bantuan Jenderal Romawi Gaius Sosius, memimpin pasukan dan merebut kembali Yerusalem pada tahun 37 SM. Akhirnya, ia memulai pemerintahannya yang panjang dan makmur selama 33 tahun sebagai Raja Yudea.
Pemerintahan Herodes Agung
Menurut sejarawan Romawi abad ke-1 M, Josephus, tahun-tahun awal pemerintahan Herodes diiringi dengan oleh persaingan dengan Cleopatra VII. Meski suami Cleopatra (Mark Antony) pada dasarnya adalah pelindung Herodes, namun ratu Mesir terus-menerus menggerogoti Yudea. Ia kerap mengincar beberapa bagian paling menguntungkan dari kerajaan Herodes.
Namun kemenangan Oktavianus di Actium pada tahun 31 SM, yang mengakhiri pengaruh Antony dan Cleopatra, mengubah segalanya. Herodes menjalin kemitraan baru yang menguntungkan dengan calon kaisar pertama Romawi.
Pemerintahan Herodes sebagian besar berlangsung damai. Tapi ia mempunyai reputasi menerapkan pajak yang menindas. Herodes juga tidak diwajibkan membayar upeti kepada Kekaisaran Romawi, meskipun ia mengirimkan hadiah-hadiah yang berharga.
Source | : | World History Encyclopedia,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR