Nationalgeographic.co.id—Apakah Anda suka membaca atau mendengarkan dongeng?
Membaca dan mendengarkan dongeng adalah kegiatan yang tak cuma menyenangkan, tapi juga punya banyak manfaat. Nah, kalau senang dengan dongeng, aplikasi Pickatale bisa jadi salah satu pilihan Anda.
Pickatale adalah aplikasi penyedia dongeng. Di dalamnya, ada bacaan dari berbagai negara. Tak cuma dongeng dan fiksi, di sini juga ada bacaan tentang pengetahuan, sejarah, biografi, dan lain sebagainya.
Selain jenis bacaan yang bermacam-macam, kita juga bisa menikmati bacaan dari berbagai bahasa. Ada bahasa Inggris, Denmark, Norwegia, dan tentu saja Indonesia.
Salah satu dongeng berbahasa Indonesia ini berjudul Liliput Pohon: Katak karya Vanda Parengkuan.
Dongeng ini bermula saat Uwet dikejutkan oleh seekor katak yang tiba-tiba melompatinya. Uwet yang kaget pun lari dengan heboh.
Melihat itu, Ensi dan Enjin menertawakan Uwet. Menurut mereka, katak itu tidak berbahaya.
Belum lagi, ternyata bukan cuma Uwet, katak itu pun ikut kaget dengan keributan yang disebabkan para liliput. Melihat katak itu diam saja, Enjin punya ide untuk membuatnya bergerak lagi.
Hmm ... kira-kira apa ide Enjin kali ini, ya?
Kalau penasaran, Anda bisa mencari tahu kelanjutan dongeng ini di Pickatale.
Selain dongeng Liliput Pohon: Katak, ada juga dongeng-dongeng berbahasa Indonesia lainnya, nih. Ada Jalan di Atas Duri, Semut-Semut Penolong, Tersesat, Minyak Rambut, Laba-Laba Sakti, Makhluk Aneh, dan Tanaman Pemakan Serangga.
O iya, selain itu dongeng-dongeng ini juga diselipkan pengetahuan-pengetahuan menarik. Tak cuma membaca, di Pickatale juga bisa menikmati ilustrasi yang menarik. Ditambah lagi, kita juga bisa menggunakan fitur audiobook.
Jadi, kita bisa menikmati ilustrasi sambil mendengarkan dongeng.
Cara mengunduh dan menggunakan aplikasi ini pun mudah. Yuk, simak caranya!
Nah, selamat membaca dan mendengarkan dongeng di Pickatale!
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR