Nationalgeographic.co.id—Selama berabad-abad, peneliti berspekulasi tentang makna dan asal-usul figur manusia raksasa berukuran 55 meter. Figur ini diukir di lereng bukit berkapur dekat desa Cerne Abbas di Dorset, Inggris. Siapa sosok di balik figur populer dalam sejarah dunia itu? Apakah ia adalah orang suci? Atau sosok itu berkaitan dengan pahlawan mitologi Yunani?
Ada banyak penelitian dilakukan untuk menjelaskan siapa figur ini sebenarnya. Namun sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Speculum menegaskan bahwa misteri tersebut telah terpecahkan. Jawaban atas pertanyaan kuno ini tampaknya adalah bahwa individu yang terukir di lereng bukit itu tidak lain adalah Hercules. Ia adalah pahlawan mitologi Yunani sekaligus pahlawan super pertama di dunia.
Spekulasi tentang Cerne Abbas
Garis putih khas sosok Cerne Abbas memperlihatkan seorang pria perkasa yang memegang tongkat berat di tangan kanannya. Sedangkan lengan kiri terentang dan lingganya tegak sepenuhnya. Sejak ditemukan, para peneliti dan sejarawan memperdebatkan identitas sebenarnya.
Beberapa orang berpendapat bahwa figur itu menggambarkan dewa langit Inggris kuno bernama Helith. Dewa langit ini disembah di Inggris pada zaman prasejarah.
Yang lain percaya bahwa figur itu sebenarnya merupakan penghormatan kepada Oliver Cromwell yang legendaris. Teori lain menyatakan bahwa sosok tersebut menggambarkan Saint Eadwold, seorang pangeran saleh abad ke-9 yang hidup sederhana sebagai seorang pertapa di wilayah tersebut. Ia dihormati sebagai santo pelindung Cerne beberapa saat setelah kematiannya.
Studi baru menunjukkan bahwa tidak satu pun dari teori tersebut sesuai dengan fakta yang diketahui. Studi dilakukan oleh sejarawan Tom Morcom dari Universitas Oslo dan Helen Gittos dari Universitas Oxford. Menurut mereka, figur tersebut merupakan pahlawan mitologi Yunani Hercules
“Kami telah mencoba menyusun narasi yang paling meyakinkan dan koheren,” kata Dr. Morcom.
Mengungkap sosok Cerne Abbas
Faktor kunci yang memungkinkan para peneliti membuat penentuan ini adalah penelitian pada tahun 2021. Penelitian tersebut membuktikan gambar manusia raksasa tersebut diukir antara tahun 700 dan 1100 Masehi. Penemuan ini menghilangkan kebingungan selama berabad-abad tentang kapan tepatnya figur kapur yang mengesankan itu diciptakan.
“Dampak dari temuan ini sangat besar,” tulis Nathan Falde di laman Ancient Origins. Pertama, penelitian tersebut menghilangkan kemungkinan bahwa itu bisa diukir sebagai penghormatan kepada Oliver Cromwell. Ia adalah penakluk militer yang menjabat sebagai Lord Protector di Inggris pada abad ke-17.
Kedua, teori bahwa sosok tersebut adalah dewa langit kuno yang diukir di batu ribuan tahun lalu pun turut gugur. Faktanya, para peneliti mengeklaim bahwa Dewa Helith tidak pernah benar-benar ada dalam bentuk konseptual apa pun. Keyakinan tentang Dewa Helith muncul berdasarkan kesalahan penerjemahan kata Latin pada abad ke-13 untuk Elia.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR