Nationalgeographic.co.id—Masa kejayaan Kekaisaran Babilonia Baru berlangsung selama kepemimpinan Nebukadnezar II antara 605 dan 562 SM. Dia adalah raja kedua yang menggantikan ayahnya yang mendirikan kekaisaran, Nabopolassar.
Di satu sisi, dia menjadi antagonis dalam lakon bangsa Yahudi. Dia diceritakan dalam kitab Daniel dan Yeremia sebagai penentang Tuhan.
Sebagai raja, Nebukadnezar II melanjutkan perjuangan ayahnya yang mengalahkan Kekaisaran Asyur (Assyria) yang dulunya menguasai Syam dan Irak. Dia menikahi putri Media, Amytis. Dalam sejarah Babilonia, Kerajaan Media adalah sekutu yang membantu Kekaisaran Babilonia Baru dari kekuasaan Asyur.
Sejatinya, nama "Nebukadnezar" berasal dari penamaan dari bahasa Akkad yang lebih banyak dituturkan oleh orang Yahudi di Kanaan. Penyebutan aslinya adalah Nabu-kadurru-usur yang berarti "Nabu, lindungilah putra sulungku" dari bahasa Kasdim—rumpun bahasa Semit yang lebih banyak dituturkan di sekitar Sungai Tigris dan Eufrat kuno.
Ketika Nabopolassar berperang melawan Kekaisaran Asyur, Nebukadnezar II masih anak-anak yang tinggal di Kota Babilonia. Ketika tumbuh dewasa, ia mempelajari dunia militer, ilmu pengetahuan umum, dan tata pemerintahan yang membuatnya kelak menjadi raja yang hebat seperti ayahnya.
Menjadi raja dan melanjutkan perjuangan ayah
Pada 605 SM, Nabopolassar menyerahkan kepemimpinannya kepada Nebukadnezar II. Tidak lama kemudian ia wafat sekitar usia 53 tahun. Nebukadnezar II pun melanjutkan misi ayahnya, menghabisi sisa-sisa Kekaisaran Asyur.
Sejak kepemimpinan ayahnya, Kekaisaran Asyur dipimpin oleh raja yang lemah bernama Ashuruballit II. Raja Asyur itu mendapatkan bantuan dari firaun Mesir kuno, Nekho II (610-595 SM).
Nebukadnezar II berhasil mengalahkan Nekho II di dekat Karkemis. Kepulangannya yang mendulang kemenangan ini membuatnya dipandang sebagai pahlawan perang dan baru dinobatkan sebagai raja di Babilonia, selang beberapa waktu setelah ayahnya wafat.
Seiring semakin kuatnya kekuatan Nebukadnezar II dan militer Kekaisaran Babilonia Baru, dia berhasil menguasai seluruh wilayah Kekaisaran Asyur. Dia pun memulai berbagai proyek pembangunan penting dalam sejarah Babilonia yang begitu populer dalam temuan arkeologi hari ini.
Penaklukannya yang paling fenomenal adalah pengepungan Yerusalem untuk menaklukkan Kerajaan Yehuda di Kanaan sekitar 598 SM. Kitab suci Yahudi pun menyebutkan bahwa Nebukadnezar II menghancurkan Bait Suci yang diyakini sebagai tempat Tuhan bersemayam.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR