Nationalgeographic.co.id—Sejarah dunia pernah mencatat satu bentuk pemberontakan terbesar sepanjang sejarah. Pemberontakan yang melibatkan dinasti Qing di Tiongkok yang makmur dan berjaya, dirongrong sejumlah sekte baru.
Kisah ini bermula dari seorang bernama Hong Xiuquan, lahir pada tahun 1814 di Guanlubu, Guangdong, Tiongkok. Beberapa kali dalam ujian pegawai negeri pada tahun 1837, Hong selalu gagal.
Setelah ujian selesai, dia kembali ke rumah dan pergi tidur. Sebelumnya ia mengeluh sakit, sehingga membutuhkan waktu untuk tidur. Sebelum terlelap, dalam keadaan demam, Hong mulai berhalusinasi.
Dalam halusinasinya, "ia bermimpi melakukan perjalanan ke tanah surgawi di timur, di mana ia bertemu ayahnya yang mengungkapkan bahwa setan sedang menghancurkan umat manusia," tulis Larry Holzwarth.
Larry menulisnya kepada History Collection dalam artikelnya berjudul Opium Wars Broke the Middle Kingdom yang diterbitkan pada 21 November 2019.
"Hong bermimpi bahwa ia memegang pedang khusus, dan dengan bantuan saudaranya, ia melawan iblis dan Raja Neraka," imbuhnya. Setelah pertempuran dengan setan di alam mimpi, Hong tetap berada di surga.
Ia kemudian memperistri sesosok wanita dari alam surga dan memiliki seorang anak. Setelahnya, Hong kembali ke Bumi dengan menerima gelar "Raja Surgawi, Penguasa Jalan Raja."
Selama berhari-hari, keluarga Hong hanya bersedih melihat kondisinya yang tak kunjung baik. Keluarganya melihat Hong tidur selama berhari-hari sambil mengigau dan histeris. Berteriak-teriak tak karuan.
Ia nampak seperti terserang mimpi demam yang hebat. Berteriak tentang setan, mengaku sebagai Kaisar Tiongkok, sesekali bernyanyi, dan terkadang melompat dari tempat tidur, seperti bersiap untuk berperang.
Ketika Hong akhirnya bangun, dia menceritakan pengalamannya kepada keluarganya dan menyalin puisi yang dia tulis di surga. Setelah demam tinggi dan tidur berhari-hari, penduduk desa percaya bahwa dia sudah gila.
Meskipun masih terbawa mimpi panjang dan halusinasi hebatnya kemarin, Hong yang sudah membaik, mulai menata kembali hidupnya dan ikut ujian pegawai negeri sekali lagi.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR