Namun, pada akhir perang, 1.744.000 ton angkatan lautnya telah ditenggelamkan dengan berbagai cara.
Data ini penting karena menunjukkan seberapa besar investasi yang dikerahkan Jepang untuk kapal dan pesawatnya dengan mengorbankan penduduk sipil.
Selain itu, ini menunjukkan bahwa militer AS harus menghancurkan angkatan udara Jepang sebanyak 25 kali lipat, serta seluruh angkatan laut dan marinir niaga mereka masing-masing hampir dua kali lipat.
Berjuang Sampai Mati di Darat dan Udara
Jenderal “Lightning Joe” Collins adalah salah satu dari sedikit jenderal AS yang bertugas dalam pertempuran melawan Jerman dan Jepang selama sejarah Perang Dunia II.
Dia membuat beberapa komentar setelah perang mengenai efektivitas tempur Jerman versus Jepang.
Dengan tegas menyatakan bahwa Jerman adalah pejuang yang jauh lebih unggul dalam segala hal.
Dari masing-masing prajurit, perlengkapan yang mereka gunakan, hingga perwira yang memimpin mereka.
Sebaliknya, pihak Jepang menutupi kekurangan peralatan dan perwira yang baik dengan semangat juang mereka secara keseluruhan.
Hal ini, menurutnya, membuat perjuangan melawan Jepang menjadi lebih sulit. Namun bagaimana bisa demikian?
Dikenal sebagai kode Bushido, indoktrinasi militer ini, sebagaimana dikenal pada Perang Dunia II, muncul pada saat reunifikasi Jepang pada tahun 1800-an.
Kode ini didasarkan pada tradisi samurai kuno. Selama 70 tahun berikutnya, hal ini diajarkan sebagai landasan pendidikan publik dan indoktrinasi militer.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR