Putri duyung itu menghilang ketika Wars datang. Hal ini membuat Wars selalu menunggu setiap malam, berharap putri duyung itu kembali. Namun, dia hampir putus asa untuk terus-terus menunggu.
Sampai akhirnya pada waktu yang lama, Wars mendengar suara itu kembali. Dia segera menghampiri sumber suara dan menjaring pemilik sumber suara. Pada saat inilah Wars berjumpa dengan perempuan cantik yang pernah dilihat sebelumnya.
Putri duyung itu meminta untuk dibebaskan. Namun, Wars tidak membiarkan karena sudah terpesona dan jatuh hati. Barulah diketahui, putri duyung tersebut bernama Sawa. Wars membebaskan Sawa, dan Sawa berjanji untuk setiap malam datang untuk bersenandung.
Keduanya pun saling bertemu, sampai akhirnya menikah dan memiliki anak-anak di desa. Mereka membela desa tempat tinggal mereka dari segala bahaya. Keberanian Wars dan Sawa membuat masyarakat menyebut desa itu sebagai Warsawa, berdasarkan nama dua kekasih itu.
Suami-istri
Versi lain menceritakan pasangan Wars dan Sawa sebagai suami-istri. Dikisahkan dalam mitologi Polandia, terjadi perburuan di daerah tempat mereka tinggal. Perburuan ini menyebabkan Pangeran Ziemomysł (922–960) yang memiliki tanah di sekitar tersesat di hutan.
Pangeran itu tersesat, sampai-sampai memasuki gubuk nelayan di tepi Sungai Vistula. Gubuk itu adalah tempat tinggal Wars dan Sawa. Pangeran sangat berterima kasih kepada pasangan suami istri tersebut. Atas kebaikan Wars dan Sawa, Pangeran Ziemomysł menjadikan pemukiman ini sebagai Warsawa agar kebaikan mereka tidak terlupakan.
Cerita Raja Polandia
Versi lainnya berangkat jauh ketika Polandia dipimpin oleh Raja Kazimierz I Odnowiciel atau yang dikenal sebagai Kazimierz sang Pemulih (bertakhta 1040–1058). Dilansir dari Warsaw Tour, cerita tentang Wars dan Sawa ini bercampur antara mitologi Polandia dan sejarah.
Dikisahkan bahwa Kazimierz menemukan gubuk yang menjadi tempat tinggal nelayan miskin dalam perjalanan dari Krakow ke Gniezno. Gubuk itu mengeluarkan aroma sedap yang mengundang raja yang lapar karena perjalanan panjang. Sang nelayan menyambut raja dengan makanan lezat.
Nelayan tersebut menceritakan kehidupannya bersama keluarga kepada raja yang sedang makan. Sang nelayan bercerita bahwa dia memiliki dua anak kembar, namun kesulitan untuk membaptis mereka karena tidak ada gereja.
Raja pun berjanji untuk menyelenggarakan upacara tersebut dan menjadi ayah baptis bagi keduanya. Kazimierz memberikan nama kedua anak itu adalah Wars untuk laki-laki, dan yang gadis bernama Sawa.
Ayah kandung dari kedua anak itu kemudian menjadi nelayan kerajaan dengan nama Piotr Warsz. Dia memiliki hutan yang luas di sekitar desa tempatnya tinggal di dekat Sungai Vistula. Tanah kediamannya kemudian berkembang menjadi perkampungan yang tamunya diterima dengan baik.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR