"Dua kekasih dilarang untuk bertemu. Dunia memisahkan rakyat mereka. Sekarang mereka juga berpisah. Dikatakan mereka harus bersama.
Aku lupa beberapa baris tetapi yang selanjutnya: Terowongan rahasia melintasi gunung. Terowong, terowong, terowongan."
Nationalgeographic.co.id - Lagu yang terpotong di atas mungkin akan teringat dengan jelas bagi penggemar cerita fiksi Avatar the Last Airbender karya Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko yang diproduksi Nickelodeon.
Lagu "Terowongan Rahasia" disenandungkan oleh sekelompok pengelana yang dipimpin Chongketika bertemu dengan Avatar Aang, Sokka dan Katara dalam episode "The Cave of Two Lovers". Saat itu, Aang dan rekan-rekannya harus kembali ke Omashu untuk bertemu Bumi, raja kota Omashu dan teman lama Aang yang diyakini dapat menjadi guru pengendalian tanah.
Singkatnya, Aang, teman-temannya, dan pengelana itu melintasi terowongan rahasia supaya terhindar dari pasukan Negara Api yang ada di mana-mana. Terowongan ini teranyata adalah legenda Kerajaan Bumi berkisah tentang sepasang kekasih yang diam-diam bertemu.
Salah satu dari pasangan itu tewas akibat perang saudara, sehingga yang lainnya membangun kota untuk dua kelompok yang berseteru berdasarkan dua nama pasangan mereka: Oma dan Shu. Inilah yang menjadi cikal bakal kota Omashu berdiri.
Alih-alih hanya legenda di dalam cerita fiksi, rupanya di dunia nyata terdapat kota yang didirikan dengan dua nama sepasang kekasih. Kota itu adalah Warsawa, ibukota Polandia hari ini yang konon berasal dari nama Wars dan Sawa.
Wars dan Sawa
Dalam mitologi Polandia, ada berbagai versi tentang terbentuknya Warsawa. Salah satu versinya menceritakan bahwa pada awalnya, kawasan yang kita kenal sebagai Warsawa hari ini adalah pedesaan dengan alam liar dan indah.
Desa kecil itu berada di tepi Sungai Vistula yang dihuni oleh masyarakat nelayan. Sungai ini berhulu di Gunung Barania Góra, Polandia selatan, dan bermuara di Laut Baltik.
Dikisahkan dalam mitologi Polandia, seorang pemuda bernama Wars tengah mengumpulkan jaring dan ikannya sebelum pulang untuk beristirahat pada suatu malam. Di tengah kegiatannya itu, dia mendengar nyanyian lembut yang berasal dari pohon dedalu tua. Lagu itu bersenandung dengan indah, Wars pun terpukau.
Keesokan harinya, Wars datang lagi ke tempatnya menangkap ikan. Lagu itu bersenandung kembali, tetapi jaraknya lebih dekat. Dia pun mulai mendekat ke sumber suara sampai akhirnya bertemu dengan pemilik suara merdu tersebut.
Ternyata pemilik suara tersebut adalah perempuan yang cantik. Konon, digambarkan perempuan itu memiliki rambut panjang keemasan dan kulit seputih salju. Akan tetapi, perempuan itu bukanlah manusia, melainkan putri duyung.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR