“Perawakannya sangat tinggi, penampilannya paling menakutkan, pandangan matanya amat galak, dan suaranya parau; sejumput rambut paling kuning kecokelatan jatuh ke pinggulnya; di lehernya ada kalung emas besar; dan dia mengenakan tunik dengan berbagai warna, di mana mantel tebal diikat dengan bros. Ini adalah pakaiannya yang tidak berubah-ubah," tulis Dio.
Dio menambahkan bahwa Boudica memegang tombak ketika dia berbicara dengan orang-orangnya.
Kekaisaran Romawi, di bawah Kaisar Claudius, berhasil melancarkan invasi ke Inggris pada tahun 43 M dengan pasukan yang diperkirakan oleh Joan P. Alcock dalam A Brief History of Roman Britain (Robinson Publishing, 2011) berjumlah sekitar 40.000 orang.
Kampanye militer telah diluncurkan oleh para pemimpin Romawi sebelumnya melawan Inggris (terutama dipimpin oleh Julius Caesar), tetapi Romawi tetap bertahan.
“Saya pikir Inggris Romawi selalu menjadi wilayah barat laut kekaisaran yang liar, sebuah tempat yang berbeda mengingat wilayah utara tidak pernah sepenuhnya ditaklukkan, sehingga memerlukan kehadiran militer dalam jumlah besar untuk mempertahankan perbatasan utara," kata Simon Elliott, penulis Roman Conquests: Britain (Pen and Sword Military, 2021), dalam sebuah wawancara dengan All About History.
"Saya memperkirakan jumlah ini sekitar 12 persen dari seluruh kekuatan militer. pendiriannya hanya empat persen dari wilayah geografis kekaisaran,” tambah Simon.
"Dalam beberapa kesempatan saya pikir kaisar Romawi mempertimbangkan untuk meninggalkan pendudukan mereka di sini, salah satunya dalam konteks Pemberontakan orang-orang Boudica ketika Nero pasti bertanya-tanya apakah provinsi ini layak untuk dipertahankan," tambahnya.
Namun kekerasan bukanlah satu-satunya taktik yang digunakan Romawi untuk mempertahankan Inggris. Beberapa pemimpin menawarkan untuk menjadikan kerajaan mereka sebagai "negara klien" Roma.
Hal ini pada dasarnya berarti bahwa selama para pemimpin mereka masih hidup, dan melakukan perintah Roma ketika diminta, mereka dapat mempertahankan kedaulatan tertentu di dalam Kekaisaran Romawi.
Iceni adalah salah satu suku yang menyetujui pengaturan ini dan mereka tetap menjadi negara klien Roma sampai kematian Prasutagus sekitar tahun 60 M.
Suku Iceni, pada saat invasi Romawi, adalah masyarakat kaya, terbukti dengan ditemukannya timbunan logam mulia, seperti timbunan koin emas yang dilaporkan oleh BBC pada tahun 2011. Para pemimpinnya telah mencetak koin selama hampir satu abad.
Bahkan sebelum Boudica, hubungan negara klien Iceni dengan Roma bermasalah. Pada tahun 47 M, pemberontakan singkat yang gagal dilancarkan oleh Iceni melawan Roma.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR