Pada dekade-dekade berikutnya, Landknecht mendapat kritik keras dari mereka yang mempertanyakan disiplin mereka. Reputasi mereka sebagai tentara paling ditakuti di Eropa juga terpuruk dengan keberhasilan tercio dari Spanyol.
Tercio meraih kemenangan luar biasa karena pelatihan, taktik, dan penggunaan formasi yang efektif.
“Pada paruh kedua abad ke-16, Kekaisaran Romawi Suci mencari kontrol yang lebih besar atas pasukannya,” tambah Beyer. Mereka beralih ke sistem yang tidak terlalu bergantung pada tentara bayaran.
Sejak itu, Landsknecht perlahan-lahan mulai berkurang sebagai kekuatan tempur. Banyak veteran mengambil pekerjaan sebagai pengawal. Namun posisi pengawal tidak cukup untuk mempekerjakan ribuan tentara bayaran.
Pada paruh kedua abad ke-16, ledakan populasi menyebabkan pengangguran. Dan banyak orang bergabung dengan Landsknecht sehingga menurunkan upah.
Dengan munculnya senjata api yang lebih efektif, taktik yang digunakan oleh Landsknecht juga menjadi usang.
Seragam Landsknecht yang mencolok
Landsknecht terkenal dengan seragam mereka yang berwarna cerah dan mencolok. Menurut legenda, tren pakaian berwarna-warni dimulai pada tahun 1477 setelah pertempuran berdarah.
Dengan pakaian rusak dan tersayat yang perlu ditambal, mereka mengambil potongan kain secara acak dari seragam dan standar musuh mereka. Tampilan yang tambal sulam namun berwarna-warni berkembang menjadi seragam asimetris dengan garis miring.
Di kepala, Landsknecht mengenakan baret besar, biasanya dihiasi bulu burung unta yang diwarnai.
Di bagian atas tubuh, mereka mengenakan kemeja longgar berbahan linen dengan kerah renda.
Di lehernya, mereka sering memakai rantai dan jimat. Desain yang paling umum adalah salib, meskipun banyak simbol yang dapat ditampilkan.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR