Meskipun istana kekaisaran bermarkas di Heiankyo selama periode abad pertengahan, pemerintahan shogun berpindah lokasi tergantung pada pilihan kotanya. Kamakura merupakan pusat keshogunan dari tahun 1192 hingga 1333. Sedangkan Keshogunan Ashikaga berpusat di daerah Muromachi di Heiankyo, dan Keshogunan Tokugawa di Edo.
Perpindahan ini membawa konsekuensi budaya dan politik karena para shogun ingin mempercantik ibu kota baru mereka. Akibatnya, istana-istana indah, kuil-kuil, dan sekolah-sekolah seni baru bermunculan. Banyak shogun, terutama ketika mereka pensiun dari jabatan publik, menjadi pelindung seni. Mereka menugaskan pelukis dan pematung, mensponsori pertunjukan teater Noh, dan mengabadikan busana aristokrat untuk upacara minum teh Jepang.
Shogun Ashikaga Yoshimitsu membangun Kinkakuji atau 'Kuil Paviliun Emas' yang terkenal pada tahun 1397. Kinkakuji awalnya digunakan sebagai rumah pensiunnya yang agak mencolok, tetapi kemudian diubah menjadi kuil Buddha Zen.
Penambahan lain pada istana Kyoto yang mengikuti pola penggunaan yang sama dilakukan oleh Ashikaga Yoshimasa yang membangun Ginkakuji atau 'Kuil Tenang di Paviliun Perak'. Kuil tersebut selesai dibangun pada tahun 1483.
Permata arsitektur lain yang masih bertahan dari masa lalu abad pertengahan Jepang adalah kastel Nijo di Kyoto, yang dibangun oleh shogun Tokugawa Ieyasu dari tahun 1603. Para shogun juga tidak menolak melakukan sedikit pekerjaan restorasi. Mereka sering kali memberikan uang untuk situs kuil, terutama setelah banyaknya kebakaran yang menghanguskan begitu banyak orang selama berabad-abad.
Tokugawa Iemitsu, misalnya, merestorasi sepenuhnya kuil Buddha Kiyomizu-dera yang terkenal di Kyoto pada tahun 1633. Ia bahkan menambahkan pagoda baru sebagai tambahan.
Tantangan dan penurunan kekuasaan shogun di Kekaisaran Jepang
Kadang-kadang ada tantangan terhadap shogun seperti percobaan kudeta oleh Kaisar Go-Toba pada tahun 1221. Percobaan kudeta itu dikenal dengan sebutan Gangguan Jokyu dan berakhir dengan pengasingan kaisar.
Tantangan kekaisaran lainnya yang gagal adalah Restorasi Kenmu (1333-1336) yang dipimpin Kaisar Go-Daigo. Restorasi itu hanya menggantikan satu keshogunan dengan keshogunan lainnya.
Ada juga ancaman dari luar negeri. Pemimpin Mongol Kubilai Khan memutuskan untuk menyerang Kekaisaran Jepang pada tahun 1274 dan 1281. Namun perlawanan Kekaisaran Jepang dan badai topan digabungkan untuk menyelamatkan kekaisaran.
Tantangan besar berikutnya terhadap otoritas keshogunan lagi-lagi bersifat internal. Perang Onin (1467-1477) adalah perang saudara antara panglima perang yang bersaing dan menyebabkan banyak kematian dan kehancuran. “Terutama di Heiankyo,” ujar Cartwright.
Kemudian terjadilah pertempuran sengit dan kerusuhan selama satu abad, yang disebut Periode Sengoku atau Periode Negara-Negara Berperang. Gejolak ini akhirnya berakhir dengan bangkitnya panglima perang Oda Nobunaga. Oda Nobunaga memperluas wilayahnya secara bertahap sepanjang tahun 1550-an dari markasnya di Kastel Nagoya sambil mengalahkan semua pendatang. Dia akhirnya merebut Heiankyo pada tahun 1568. Ia kemudian mengasingkan shogun Ashikaga terakhir, Ashikaga Yoshiaki, pada tahun 1573.
Pengambilalihan Nobunaga menandai Periode Azuchi-Momoyama. Penerusnya adalah Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Ketiganya dianggap sebagai pemersatu besar Jepang, yang akhirnya membentuk kekaisaran tunggal yang memasuki era pra-modern. Keshogunan Tokugawa yang berbasis di Edo akan memerintah dari tahun 1603 dan berlanjut hingga Januari 1868. Kemudian, setelah bertahun-tahun pemerintahan tidak efektif dan kegagalan menghadapi ancaman kekuatan asing, Restorasi Meiji akhirnya menghapuskan kedudukan shogun. Restorasi Meiji akhirnya mengembalikan kekuasaan penuh kepada kaisar.
Maka, berakhirnya 700 tahun kekuasaan shogun di Kekaisaran Jepang.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR