Nationalgeographic.co.id—Supaya dapat menyingkap peradaban purba dari leluhur manusia, arkeolog akan mencari gua. Pasalnya, gua adalah tempat tinggal leluhur manusia sebelum memiliki kemahiran mendirikan bangunan.
Biasanya gua yang dekat dengan sumber daya seperti air, memiliki tanda-tanda peninggalan prasejarah yang menarik untuk disingkap para arkeolog. Gua seperti ini memudahkan peradaban leluhur kita beristirahat dengan nyaman, tanpa harus kesulitan mencari sumber daya untuk bertahan hidup.
Ada banyak jenis gua yang bisa ditinggali. Baru-baru ini, sebuah penelitian menyingkap bahwa leluhur manusia tinggal di gua yang terbentuk dari sisa aliran lava bawah tanah. Sisa ini disebut sebagai lorong lava. Sekelompok leluhur manusia ini tinggal di dalamnya antara 10.000 dan 7.000 tahun yang lalu.
Lorong lava yang memiliki sisa peninggalan purbakala ini berada di Umm Jirsan. "Umm Jirsan saat ini merupakan lorong lava terpanjang yang dilaporkan di Arab dalam hal panjang lintasan horizontal, yaitu 1.481 meter," terang para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Rabu, 17 April 2024 di jurnal PLOS One.
Makalah tersebut bertajuk "First evidence for human occupation of a lava tube in Arabia: The archaeology of Umm Jirsan Cave and its surroundings, northern Saudi Arabia".
Lokasi lorong lava ini terletak di medan vulkanik Harrat Khaybar, sekitar 125 kilometer utara Madinah, Arab Saudi.
“Temuan kami di Umm Jirsan memberikan gambaran langka tentang kehidupan masyarakat kuno di Arab, mengungkapkan fase berulang dari pendudukan manusia dan menyoroti aktivitas penggembala yang pernah berkembang pesat di wilayah ini,” kata Mathew Stewart, peneliti utama studi dari Griffith University, Australia.
Sayangnya, hanya sedikit temuan sisa-sisa organik karena kondisi kering wilayah tersebut buruk bagi pelestarian.
Sementara yang dikuak oleh para peneliti dapat lestari karena terlindung dari sinar matahari, angin, dan perubahan suhu yang berlangsung selama ribuan tahun. Temuan yang ada di antaranya seperti potongan kain dan kayu olahan, lukisan cadas, dan sisa kerangka sembilan individu manusia.
Berdasarkan penanggalan karbon, gua lorong lava ini dihuni paling lama 10.000 tahun yang lalu atau selama 7.000 tahun terakhir. Penanggalan dilakukan pada kandungan mineral berdasarkan kapan terakhir kalinya terkena panas atau sinar matahari.
Akan tetapi, beberapa dari materi yang ada ternyata punya tanggalan relatif baru. Stewart, di LiveScience, berpendapat lorong lava ini masih digunakan hingga zaman modern.
Terkait kehidupan purbakala, para peneliti dalam makalah memperkirakan lorong lava ini bukan untuk tempat tinggal manusia dalam jangka waktu yang lama.
“Situs ini kemungkinan besar berfungsi sebagai titik jalan penting di sepanjang rute pastoral, menghubungkan oasis-oasis utama dan memfasilitasi pertukaran budaya dan perdagangan," urai Stewart di Eurekalert.
Hal ini didukung dengan sedikitnya peninggalan manusia yang menunjukkan tentang kehidupannya. Penggunaan dari gua lorong lava ini sepertinya menunjukkan bahwa pernah digunakan sebagai masyarakat peternakan.
Buktinya adalah temuan tulang domba dan kambing yang pernah dipelihara. Selain itu, gambar cadas menunjukkan bahwa hewan ternak adalah kunci kelangsungan peradaban mereka.
“Sebelumnya, dan juga selama masa penggembalaan, tabung lava kemungkinan juga dikaitkan dengan aktivitas berburu, yang mungkin tetap menjadi landasan perekonomian lokal hingga Zaman Perunggu,” para peneliti berpendapat.
Dalam wawancara dengan Live Science, Stewart mengatakan penggunaan lorong lava oleh masyarakat modern masih berhubungan dengan perburuan, "baik untuk mengikat hewan, mengakses sumber daya air, ataupun sekadar bersantai."
Akan tetapi, Stewart dan tim sulit untuk mengetahui kapan lorong lava Umm Jirsan terisi lava. Ada banyak aktivitas vulkanik yang terjadi di Jazirah Arab. Kejadiannya telah berlangsung bahkan sejak dahulu kala sekitar ribuan tahun terakhir.
Dalam ilmu geologi, lorong lava terbentuk akibat peristiwa vulkanik. Keberadaan lava mendorong pembentukan saluran bawah tanah yang dapat mengangkut batuan cair. Lambat laun, aliran lava menyusut karena mengalir ke tempat lain. Dengan demikian, lorong yang diisi menjadi kosong.
Source | : | eurekalert,Live Science,PLOS ONE |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR