Nationalgeographic.co.id—Antara tahun 1405 dan 1433, Dinasti Ming dari Kekaisaran Tiongkok meluncurkan ekspedisi ke luar kekaisaran. Dinamakan armada Harta Karun, ekspedisi tersebut dipimpin oleh Laksamana Zheng He (Cheng Ho).
Ekspedisi ini melakukan perjalanan di sepanjang jalur perdagangan Samudra Hindia hingga ke Arabia dan pesisir Afrika Timur. Pelayaran ini membawa banyak keuntungan, termasuk memperkenalkan Dinasti Ming dan Kekaisaran Tiongkok pada dunia. Sayangnya, pada tahun 1433, pemerintah Kekaisaran Tiongkok tiba-tiba menghentikan ekspedisi armada Harta Karun. Apa alasannya?
Beberapa hal yang mendorong berakhirnya armada Harta Karun Dinasti Ming
Apa tujuan ekspedisi armada Harta Karun Dinasti Ming? Konon, pengamat dari Barat banyak yang salah paham akan maksud Dinasti Ming mengirim Zheng He ke luar Kekaisaran Tiongkok.
Tahun 1497, Vasco da Gama melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang sama yang pernah disinggahi oleh armada Harta Karun.
Dia juga singgah di pelabuhan-pelabuhan Afrika Timur dan kemudian menuju ke India. "Vasco da Gama berlayar untuk mencari petualangan dan melakukan perdagangan," tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco. Karena itu, banyak orang Barat berasumsi bahwa motif yang sama menginspirasi ekspedisi yang dilakukan oleh Zheng He.
Namun, Dinasti Ming dan armada Harta Karunnya tidak terlibat dalam pelayaran eksplorasi. Alasannya sederhana: Kekaisaran Tiongkok sudah mengetahui tentang pelabuhan dan kerajaan di sekitar Samudra Hindia.
Memang benar, baik ayah maupun kakek Zheng He menggunakan gelar haji. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka telah menunaikan ibadah haji ke Makkah, di Semenanjung Arab. Zheng He tidak sedang berlayar menuju tempat yang tidak diketahui.
Demikian pula, laksamana Dinasti Ming tidak berlayar untuk mencari perdagangan. Salah satu alasannya adalah pada abad ke-15, seluruh dunia mendambakan sutra dan porselen dari Kekaisaran Tiongkok. Kekaisaran Tiongkok tidak perlu mencari pelanggan, pasalnya, semua pelanggan Tiongkok datang kepada mereka.
Di sisi lain, dalam tatanan dunia Konfusianisme, pedagang dianggap sebagai anggota masyarakat paling rendah. Konfusius memandang pedagang dan perantara lainnya sebagai parasit.
Mereka mengambil keuntungan dari pekerjaan para petani dan pengrajin yang benar-benar memproduksi barang dagangan. Jadi, armada kekaisaran tidak akan menodai dirinya sendiri dengan hal-hal remeh seperti perdagangan.
Jika bukan perdagangan atau cakrawala baru, lalu apa yang dicari Zheng He? Armada Harta Karun dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan Kekaisaran Tiongkok ke seluruh kerajaan dan pelabuhan perdagangan di dunia.
Mereka juga dikirim untuk membawa kembali barang-barang eksotis dan hal-hal baru untuk kaisar. Dengan kata lain, kapal-kapal besar yang dipimpin oleh Zheng He dimaksudkan untuk mengejutkan dan membuat kagum kerajaan-kerajaan Asia lainnya. Pada akhirnya, mereka akan memberikan penghormatan kepada Dinasti Ming.
Jadi, mengapa Dinasti Ming menghentikan pelayaran ini pada tahun 1433?
Alasan Dinasti Ming menghentikan pelayaran armada Harta Karun
Ada tiga alasan utama keputusan ini. Pertama, Kaisar Yongle yang menjadi sponsor enam pelayaran tersebut meninggal pada tahun 1424.
Putranya, Kaisar Hongxi, jauh lebih konservatif dan menganut paham Konghucu. Ia memerintahkan agar pelayaran tersebut dihentikan. Namun ada satu pelayaran terakhir di bawah pimpinan cucu Yongle, Xuande, pada tahun 1430-1433.
Selain motivasi politik, kaisar baru memiliki motivasi finansial. Pelayaran armada Harta Karun menghabiskan banyak uang bagi Dinasti Ming.
Karena eskpedisi tersebut bukan kunjungan dagang, pemerintah hanya memperoleh sedikit pendapatan. Kaisar Hongxi mewarisi perbendaharaan yang jauh lebih kosong daripada sebelumnya.
Salah satu sebabnya adalah petualangan ayahnya di Samudra Hindia. Kekaisaran Tiongkok mampu melakukan swasembada. Jadi, mereka sebenarnya membutuhkan apa pun dari dunia Samudra Hindia.
"Lalu mengapa Dinasti Ming harus mengirimkan armada besar ini?" tambah Szczepanski.
Terakhir, pada masa pemerintahan Kaisar Hongxi dan Xuande, Dinasti Ming menghadapi ancaman yang semakin besar terhadap perbatasan daratnya di barat.
Bangsa Mongol dan masyarakat Asia Tengah lainnya semakin berani melancarkan serangan ke Tiongkok bagian barat. Hal itu memaksa penguasa Dinasti Ming memusatkan perhatian dan sumber daya mereka untuk mengamankan perbatasan pedalaman kekaisaran tersebut.
Karena semua alasan ini, Dinasti Ming Tiongkok berhenti mengirimkan armada Harta Karun yang luar biasa. Namun, kita masih tergoda untuk merenungkan pertanyaan “bagaimana jika”.
Bagaimana jika Tiongkok terus berpatroli di Samudra Hindia? Bagaimana jika empat karavel kecil Portugis milik Vasco da Gama bertemu dengan armada luar biasa dari Dinasti Ming itu?
Bagaimana sejarah dunia akan berbeda jika Dinasti Ming Tiongkok menguasai gelombang ini pada tahun 1497-1498?
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Source | : | ThoughtCo. |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR