“Untuk terus mengendalikan mereka bahkan setelah kematiannya, dia memulai tradisi di mana para selir akan dibunuh, dipaksa bunuh diri, atau dikubur hidup-hidup di samping kaisar yang meninggal,” ungkap Veronica.
Baik Yongle maupun Kaisar Hongxi, dua penerus Kaisar Hongwu, melanjutkan tradisi mengerikan ini. Untungnya, Kaisar Zhengtong menghapuskan praktik ini dalam surat wasiatnya pada tahun 1464, sehingga selir-selir kaisar lainnya hanya perlu takut kehilangan dukungan daripada kehilangan nyawa mereka.
Baca Juga: Manchu, Suku Minoritas yang Sukses Singkirkan Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok
Pembantaian Massal di Kota Terlarang
Kaisar Yongle terkenal karena menciptakan ibu kota kedua bagi Tiongkok, selain Nanjing, dan menamainya Beijing seperti yang masih disebut sampai sekarang.
Di tempat ini ia membangun "Kota Terlarang", Istana Kekaisaran Tiongkok di Beijing, yang berlangsung dari tahun 1420 hingga 1912.
Masa pemerintahannya membawa perpaduan antara reformasi militer, ekonomi, dan pendidikan dalam gaya pemerintahannya yang diktator.
Namun, tindakan kekejamannya sangat banyak dan didokumentasikan dengan baik.
Pada tahun 1421, tak lama setelah Yongle meresmikan Kota Terlarang pada Hari Tahun Baru, ada desas-desus bahwa salah satu selir kesayangan kaisar telah bunuh diri karena berselingkuh dengan kasim istana akibat impotensi yang diderita kaisar.
Veronica menjelaskan, karena merasa terhina, kaisar mulai bekerja untuk membungkam semua orang yang mengetahui situasi tersebut serta semua orang yang terlibat.
“Dia mengatakan kepada seluruh istana bahwa selir yang dimaksud telah diracuni, dia kemudian mengumpulkan 2.800 wanita dari harem ini dan mereka semua dieksekusi dengan cara dipenggal,” jelas Veronica.
Dalam eksekusi massal ini, gadis-gadis semuda 12 tahun dihukum mati. Meskipun tidak ada catatan resmi mengenai pembantaian ini, namun ada catatan tertulis dari salah satu selirnya, Lady Cui, yang saat itu sedang berada di luar istana.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR